Banjir Dana Asing Tak Akan Surut oleh Penurunan Bunga BI

Agatha Olivia Victoria
20 November 2020, 20:29
bunga acuan BI, aliran modal asing, bank indonesia, bunga BI, banjir modal asing
123RF.com/Bakhtiar Zein
Ilustrasi. Aliran modal asing pada Senin hingga Kamis pekan ini masuk ke instrumen portofolio domestik sebesar Rp 8,53 triliun.

Kemenangan Joe Biden diyakinin akan mendorong aliran modal asing semakin deras ke pasar negara berkembang. Ini sudah terbukti pada pekan pertama kemenangan Biden dari hasil perhitungan cepat. Rupiah melesat hampir 600 poin setelah hasil perhitungan cepat Pilpres AS mengunggulkan Biden atas Donald Trump. 

Keputusan BI untuk memangkas bunga acuan juga didukung oleh data-data ekonomi domestik. Inflasi Oktober secara tahun kalender baru mencapai 0,95% dan 1,4% secara tahunan. Bank sentral memproyeksi  inflasi akan berada di bawah 2% pada sepanjang tahun ini. Nilai tukar rupiah yang sejak Juli menjadi alasan BI menahan suku bunga acuan juga bergerak menguat dan stabil sejak kemenangan Biden. 

Sementara neraca transaksi berjalan kuartal III 2020 yang dirilis Jumat (20/11) mencatatkan surplus  sebesar US$ 1 miliar, pertama kali sejak kuartal III 2011. Surplus transaksi berjalan ditopang oleh neraca perdagangan yang surplus besar akibat ekspor yang membaik dan impor yang masih sangat tertekan. 

Neraca pembayaran secara keseluruhan juga mencatatkan surplus sebesar US$ 2,1 miliar, meski turun dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar US$ 9,2 miliar. 

Kepala Ekonom BCA David Sumual menjelaskan, penurunan bunga BI membuat selisih imbal hasil SBN dengan surat berharga berbagai negara lainnya, terutama treasury AS menyempit. Namun, menurut David, imbal hasil SBN masih sangat menarik, apalagi dibandingkan dengan negara-negara maju. 

"Modal asing masih berpotensi masuk deras walaupun bunga BI turun karena imbal hasil kita masih menarik dan ada banjir likuiditas global." katanya. 

Banjir likuiditas, antara lain akan datang dari kebijakan tambahan stimulus oleh pemerintah Amerika Serikat maupun The Fed. Selain itu, Bank Sentral Eropa dan negara maju lainnya juga berpotensi menambah lagi suntikan likuiditas di pasar guna mendorong pemulihan ekonomi yang kini tengah melambat akibat lonjakan kasus baru Covid-19. 

Ekonom OCBC Singapura Wellian Wiranto menilai pemangkasan suku bunga acuan BI memang di luar konsensus pasar, tetapi sesuai prediksi OCBC . Melihat langkah BI kemarin, ia memperkirakan masih ada potensi penurunan bunga di bulan depan. Namun dengan syarat, kondisi rupiah stabil menjelang Rapat Dewan Gubernur pada pertengahan bulan depan. 

"Tapi kami tidak memperkirakan BI akan memangkas suku bunga hingga di bawah 3,5% untuk mengamankan selisih imbal hasil SBN dengan negara lain, terutama treasury AS," katanya. 

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...