Kasus Covid-19 Masih Tinggi, Proyeksi Ekonomi Indonesia Turun Lagi

Agatha Olivia Victoria
10 Desember 2020, 16:31
Sejumlah pengendara melintas di kawasan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (7/5/2020). Bank Indonesia (BI) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di bawah 2,3 persen pada tahun ini akibat pandemi virus Corona atau COVID-19.
ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/nz
Sejumlah pengendara melintas di kawasan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (7/5/2020).

Selain itu, inflasi pada tahun 2020 diramal sebesar 2% dan 2,4% pada 2021. Pemulihan permintaan domestik yang lebih menyeluruh akan terjadi pada tahun 2022. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi akan kembali ke tingkat sebelum pandemi pada tahun tersebut.

Ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia Teuku Riefky mengatakan penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi RI oleh ADB kemungkinan terjadi karena masih belum menurunnya kasus Covid-19 di dalam negeri. "Belum ada progres yang signifikan dari perbaikan kasus selama ini," ujar Riefky kepada Katadata.co.id, Kamis (10/12).

Kendati demikian, proyeksi pertumbuhan ekonomi tersebut, menurut ia, jauh lebih realistis ketimbang sebelumnya. Namun, penurunan perkiraan itu bukan menunjukan ada sesuatu yang berubah signifikan dengan keadaan Tanah Air.

Beberapa lembaga internasional, sambung Riefky, baru menyadari parahnya kasus virus corona di Indonesia. Hal tersebut terlihat dari banyaknya revisi ke bawah mengenai proyeksi pertumbuhan ekonomi RI.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini akan negatif 0,6% hingga 1,7%. Ini karena ada kemungkinan pertumbuhan negatif masih akan berlangsung pada kuartal IV 2020. "Namun akan kami usahakan bisa mendekati positif atau 0%," ujar Sri Mulyani dalam konferensi virtual, Selasa (22/9).

Dia memerinci, konsumsi rumah tangga seluruh tahun kemungkinan berada di antara negatif 1% hingga 2,1%, konsumsi pemerintah masih bisa bertumbuh 0,6% hingga 4,8%, PMTB kontraksi 4,4% hingga 5,6%. Lalu, ekspor minus 5,5% hingga 9%, dan impor terkontraksi 11,7% hingga 17,2%.

Pada tahun depan, pemerintah mematok pertumbuhan ekonomi pada level 5%. Target tersebut menggambarkan harapan sekaligus ketidakpastian terhadap kondisi perekonomian di tengah pandemi Covid-19.  Namun, Bank Dunia memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mencapai 3%, terlihat dalam databoks di bawah ini.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...