Airlangga: Krisis Covid-19 Tak Separah Tahun 1998 dan 2008

Agatha Olivia Victoria
30 Desember 2020, 18:57
Suasana deretan gedung bertingkat di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (10/9/2019). Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah mengatakan Indonesia masih cukup aman dari ancaman resesi, hal ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang masih bisa terjaga di
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Suasana deretan gedung bertingkat di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (10/9/2019).

Hal senada diungkapkan oleh Ekonom Senior Center Of Reform on Economics Yusuf Rendy Manilet. Menurutnya, dalam beberapa indikator, memang krisis akibat virus corona tak separah tahun 1998 dan 2008.

Dalam indikator perbankan misalnya, rasio kredit macet alias non-performing loan (NPL) saat ini masih berada dalam tahap aman. Begitu juga dengan indikator lain seperti Biaya Operasional dibanding Pendapatan Operasional (BOPO) ataupun rasio intermediasi bank atau loan to deposit ratio (LDR).

"Proses pemulihan ekonominya juga telah terlihat dalam waktu yang relatif lebih cepat dibandingkan periode krisis sebelumnya," ujar Yusuf kepada Katadata.co.id, Rabu (30/12).

Menurutnya, pembeda krisis Covid-19 dengan krisis sebelumnya adalah ikut terdampaknya Usaha Mikro Kecil dan Menengah secara signifikan, suatu hal yang tidak terjadi pada krisis sebelumnya. Hal ini tentu perlu menjadi perhatian.

Seperti diketahui, UMKM merupakan salah satu penopang ekonomi Indonesia. Sumbanganya terhadap Produk Domestik Bruto mencapai 60%.

Dengan proses pemulihan ekonomi yang lambat, Yusuf mengingatkan bahwa akan semakin banyak UMKM yang terdampak. Ini merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan dalam krisis yang terjadi akibat pandemi.

Sebelumnya, Pemimpin Layanan Keuangan Global PwC Amerika Serikat John P. Garvey dalam risetnya menjelaskan dukungan melalui berbagai stimulus pemerintah dan bank sentral di masing-masing negara kepada masyarakat dan dunia usaha, sejauh ini cukup mampu membatasi kerusakan neraca perbankan.

"Ini bisa mencegah penularan yang pernah terjadi selama krisis keuangan global pada 2008," seperti dikutip dari risetnya yang diterima Katadata.co.id, beberapa waktu lalu.

Meski begitu, industri perbankan tetap terdampak karena memburuknya kualitas kredit nasabah akibat pandemi Covid-19. Dampaknya diprediksi bisa dirasakan di seluruh perekonomian riil selama beberapa tahun mendatang. "Dalam jangka panjang, dampak ekonomi dari krisis kemungkinan besar masih akan mempengaruhi sektor jasa keuangan di tahun-tahun mendatang," kata John.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...