Potensi Berlanjutnya Pelemahan Rupiah Memasuki Kuartal II

Agustiyanti
31 Maret 2021, 20:10
rupiah, rupiah melemah, dolar AS, gejolak rupiah
123RF.com/Bakhtiar Zein
Ilustrasi. Rupiah kehilangan hampir 500 poin dalam tiga bulan pertama tahun ini.

"Tentu ada penyesuian strategi dalam rangka menjaga stabilitas pasar SBN, antara lain penggunaan SAL antara Rp 80 triliun hingga Rp 100 triliun untuk mengurangi target penerbitan SBN, serta penyesuaian target lelang," ujarnya.

Masih Berpotensi Melemah

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, rupiah semakin tertekan karena imbal hasil surat berharga AS kembali mencetak rekor tertinggi untuk tahun ini di kisaran 1,77%. Sepanjang hari ini, yield us treasury bergerak di rentang 1,7% hingga 1,75%.

"Kenaikan yield ini masih disebabkan oleh ekspektasi pemulihan ekonomi di AS. Di sisi lain, pemulihan ekonomi Indonesia masih tertahan," ujarnya.

Ariston menjelaskan, survei tingkat keyakinan konsumen AS pada Februari 2021 yang dirilis tadi malam, menyentuh level tertinggi dalam setahun terakhir di level 109,7. Hasil ini mengindikasikan konsumsi rumah tangga di AS akan meningkat sehingga mendukung pemulihan ekonomi di AS.

"Sementara pertumbuhan PDB Indonesia pada kuartal I diperkirakan masih minus oleh banyak analis," katanya.

Selain tertekan oleh percepatan pemulihan ekonomi AS, rupiah hampir selalu berada di tren melemah terhadap dolar AS pada pertengahan April hingga Mei. Tren ini sering dikaitkan dengan musim pembayaran dividen.

Dengan kedua faktor tersebut, menurut Ariston, rupiah berpotensi melemah di atas Rp 14.600 per dolar AS. Ia juga mengatakan tak menutup kemungkinan rupiah menyentuh level Rp 15 ribu per dolar AS.

"Potensi melemah ke Rp 15 ribu per dolar AS terbuka jika sentimen pasar memang lebih condong ke dolar AS. Intervensi pun tidak dapat mencegah pelemahan, tetapi dapat memperlambat," kata Ariston.

Namun, Hariyadi masih optimis ada peluang penguatan rupiah ke depan. BI menilai rupiah saat ini berada di bawah nilai fundamentalnya. Potensi penguatan rupiah juga didukung oleh kondisi fundamental perekonomian membaik, seperti proyeksi PDB tahun ini yang tumbuh 4,5% hingga 5,3% inflasi yang terjaga, defisit transaksi berjalan yang rendah, dan cadangan devisa yang cukup.

"Rupiah juga didukung sentimen positif dari semakin menurunnya korban covid-19, didukung proses vaksinasi yang semakin meluas," ujar Hariyadi.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...