Kelompok Negara Kaya G-7 Kaji Proposal AS untuk Melawan Tiongkok

Agatha Olivia Victoria
6 Mei 2021, 14:17
tiongkok, G-7, amerika serikat
ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Garcia Rawlins/wsj/dj
Presiden Tiongkok Xi Jinping. Pertemuan G-7 antara lain membahas bagaimana bagaimana Tiongkok memengaruhi negara lain melalui kebijakan Belt and Road Initiative (BRI) infrastructure initiative.

Sebagai tuan rumah G-7, Inggris berusaha mencapai keseimbangan di Tiongkok, menyerukan dugaan pelanggaran hak asasi manusia sambil tetap membuka kerja sama di bidang rubahan iklim. Tantangan bagi pemerintahan Boris Johnson adalah terhindar dari anggapan bahwa G-7 bersikap anti-Tiongkok di bawah kepresidenannya.

Masalah lain yang sedang dibahas pertemuan G-7 adalah Myanmar, Rusia, Ukraina dan kesepakatan tentang mekanisme tanggapan cepat untuk melawan disinformasi. Hal tersebut diharapkan dapat diadopsi sebagai lampiran pernyataan bersama terakhir.

The Guardian melaporkan, G-7 dengan tegas mengutuk penargetan Uighur. Namun, negara-negara G-7 dibiarkan sendiri untuk memutuskan cara terbaik untuk memerangi dugaan penggunaan kerja paksa di Provinsi Xinjiang, dengan beberapa bersedia untuk menerapkan sanksi, larangan perdagangan, dan lainnya.

Sebelumnya, Tiongkok memboikot sejumlah merek asal barat seperti Nike, Adidas, H&M, termasuk brand mewah Burberry dan merek asal Jepang, Uniqlo. Boikot ini sebagai balasan atas tuduhan pelanggaran HAM yang dilakukan pemerintah Tiongkok terhadap etnis minoritas Uighur di provinsi Xinjiang yang memproduksi kapas.

Brand-brand ini tergabung dalam grup Better Cotton Initiative (BCI) yang mempromosikan produksi kapas berkelanjutan. BCI pada Oktober tahun lalu menyatakan berhenti menggunakan kapas yang berasal dari Xinjiang karena dugaan kerja paksa etnis Uighur.

Keputusan ini pun mendapat serangan balik dari pengguna media sosial dan tokoh publik di Tiongkok. Mereka menyatakan akan berhenti membeli produk-produk Nike dan meminta Adidas untuk meninggalkan Tiongkok. “Jika kalian memboikot kapas Xinjiang, kami akan memboikot kalian. Adidas harus keluar dari BCI atau meninggalkan Tiongkok,” kata warganet di Negeri Panda, seperti dikutip Reuters pada Jumat (26/3).

Sementara itu salah satu media nasional Tiongkok, China People’s Daily, menyebutkan bahwa merek-merek ritel ini telah mengeruk keuntungan besar di sana tapi malah berbalik menyerang dengan kebohongan. “Kapas Xinjiang putih bersih tanpa cacat. Mereka telah mendapatkan keuntungan yang besar di Tiongkok tapi pada saat yang sama menyerang negara ini dengan kebohongan mereka,” tulis media tersebut.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...