Sri Mulyani Ramal Anggaran Kesehatan Bengkak Jadi Rp 300 T Tahun Ini

Abdul Azis Said
4 Agustus 2021, 11:46
anggaran kesehatan, anggaran kesehatan bengkak, sri mulyani, kasus covid-19
Antara/Hafidz Mubarak
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan anggaran kesehatan berpotensi membengkak menjadi Rp 300 triliun pada tahun ini.

Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan kebutuhan anggaran untuk penanganan kesehatan kembali membengkak pada tahun ini menembus Rp 300 triliun. Pemerintah sudah dua kali menaikkan anggaran kesehatan karena lonjakan kasus Covid-19 dengan pagu terakhir mencapai Rp 214, 9 triliun meski realisasinya hingga kini masih minim.

"Total angggaran kesehatan tahun ini diproyeksikan bahkan dapat mencapai di atas Rp 300 triliun, ini sebuah angka yang luar biasa besar," kata Sri Mulyani saat hadir dalam pembukaan diskusi virtual CSIS, Rabu, (4/8).

Pada alokasi pertama, anggaran untuk klaster kesehatan ditetapkan  Rp 176 triliun. Alokasi anggaran ini kemudian dinaikkan menjadi Rp 193,93 triliun pada awal bulan lalu dan Rp 214,95 triliun pada pertengahan Juli. Kenaikan pada klaster kesehatan juga mendorong kenaikan pada pagu PEN dari semula 699,43 triliun menjadi Rp 744,75 triliun.

Di sisi lain, menurut dia, pemerintah juga telah menambah sejumlah program perlinsos untuk merespon PPKM Darurat dan PPKM Level 1-4 yang berlangsung sebulan terakhir.

"Kami juga meningkatkan bantuan belanja sosial karena masyarakat mengalami tekanan yang sangat luar biasa pada saat pemerintah harus melakukan langka-langkah pengendalian covid dengan mengurangi mobilitas," ujarnya.

Bentuk bantuan tersebut, antara lain program baru kartu sembako PPKM yang diberikan kepada 5,9 juta keluarga penerima manfaat (kpm). Pemerintah menyediakan anggaran tambahan Rp 7,08 triliun untuk program tersebut.

Selain itu, 18,8 juta kpm yang sebelumnya sudah terdaftar kartu sembako juga diberi tambahan dua bulan penyaluran periode Juli dan Agustus yang menarik anggaran tamabahn Rp 7,52 triliun.

Sri Mulyani mengatakan, pemerintah juga memberikan bantuan beras Bulog kepada 28,8 juta kpm sebanyak 10 kg untuk masing-masing keluarga. Pemerintah menyediakan anggaran Rp 3,58 triliun untuk program baru ini.

Program kartu prakerja dan bantuan subsidi upah (BSU) juga ditambah Rp 10 triliun, masing Rp 8,8 triliun untuk program BSU yang akan diberikan kepada pekerja yang terdampak pengurangan jam kerja dan pendapatan. Sementara kartu pra-kerja akan dilakukan penambahan peserta 2,8 juta orang.

Bendara negara itu juga menyebut pemerintah memperpanjang diskon listrik dan biaya abonemen hingga akhir tahun. Termasuk perpanjangan subsidi kuota internet bagi pelajar dan guru untuk periode yang sama yaitu hingga Desember.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers Senin (2/8) mengatakan realisasi anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) hingga Juli sebesar Rp 305,5 triliun atau 41% dari pagu Rp 744,75 triliun. Mayoritas realisasi klaster program PEN masih di bawah 50%, penyerapan terkecil pada anggaran kesehatan.

Anggaran kesehatan hingga akhir Juli baru terserap Rp 65,5 triliun atau 30% dari pagu Rp 214,95 triliun. Realisasi perlinsos mencapai Rp 91,84 triliun atau 49% pagu Rp 187,84 triliun, dukungan UMKM dan korporasi telah dibelanjakan Rp 52,43 triliun atau 32% dari pagu Rp 162,4 triliun. Kemudian, program prioritas sudah dicairkan Rp 47 triliun atau 40% dari pagu Rp 117,94 triliun, sedangkan anggaran insentif telah diserap 69% nilai pagu atau Rp 43,35 triliun dari Rp 62,83 triliun.

Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...