BI Pastikan Suku Bunga Tetap Rendah Tahun Ini Meski Ada Tapering Off

Abdul Azis Said
19 Agustus 2021, 18:42
tapering off, suku bunga, the federal reserve
ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah) akan menempuh kebijakan intervensi stabilitas rupiah dan berkoordinasi dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan untuk mengantisipasi dampak tapering off The Fed.
  1. Melanjutkan kebijakan untuk menjaga stabilitas nilai tukar sejalan dengan fundamental dan mekanisme pasar.
  2. Melanjutkan penguatan strategi operasi moneter untuk memperkuat efektivitas stance kebijakan moneter akomodatif.
  3. Mendorong intermediasi melalui penguatan kebijakan transparansi suku bunga dasar kredit (SBDK) dengan penekanan pada transmisi SBDK pada suku bunga kredit baru, khususnya segmen KPR.
  4. Mengakselerasi penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), termasuk QRIS antarnegara, dan mendorong implementasi Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP) untuk perluasan integrasi ekonomi dan keuangan digital
  5. Menjaga kelancaran dan keandalan sistem pembayaran serta mendukung program Pemerintah melalui kerjasama pelaksanaan uji coba digitalisasi bantuan sosial (bansos) dan program Elektronifikasi Transaksi Pemerintah.
  6. Memfasilitasi penyelenggaraan promosi perdagangan dan investasi serta melanjutkan sosialisasi penggunaan Local Currency Settlement (LCS) bekerja sama dengan instansi terkait.

Di sisi lain, Perry optimistis momentum pemulihan ekonomi pada paruh kedua tahun ini masih akan berlanjut meski sedikit tertahan oleh pemberlakuan PPKM Darurat dan PPKM Level 4 yang berjalan hampir dua bulan. Namun, Bank Indonesia masih mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 3,5% hingga 4,3%. 

"Perkembangan hingga awal Agustus 2021 mengindikasikan aktivitas ekonomi yang mulai membaik. Ini terlihat dari beberapa indikator seperti mobilitas masyarakat, transaksi pembayaran melalui SKNBI dan RTGS, serta aktivitas sektor penyediaan akomodasi dan makan-minum yang kembali meningkat," ujar Perry.

Kondisi tersebut, menurut dia, semakin didukung dengan keyakinan bahwa relaksasi akan mulai dilakukan pemerintah tidak lama lagi. Selain itu, akselerasi vaksinasi, berlanjutnya stimulus kebijakan, pembukaan sektor-sektor prioritas dan dukungan UMKM, serta tetap tingginya kinerja ekspor menjadi pendorong optimisme pemulihan masih akan berlanjut.

Seiring pengetatan mobilitas yang mulai diberlakukan sejak awal Juli, sejumlah lembaga dunia mulai memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini. Dana Moneter Internasional (IMF) menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi 2021 dari semula 4,3% menjadi 3,9%. Bank Pembangunan Asia (ADB) juga memangkas dari 4,5% menjadi 4,1%.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...