ADB Pangkas Proyeksi Ekonomi RI Tahun Ini karena Tertekan PPKM
Ketiga, perlambatan juga terjadi pada sebagian besar perekonomian global, terutama negara berkembang di Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Pasifik. ADB memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di negara berkembang Asia tahun ini hanya 7,1%, turun dari proyeksi bulan April 7,3%.
Pertumbuhan ekonomi Asia Tenggara pada tahun ini sebesar 3,1%, jatuh dari perkirakan sebelumnya 4,4%. Selain Indonesia, ADB juga menururnkan prospek ekonomi Malaysia dari 6% menjadi 4,7%, Thailand dari 3% menjadi 0,8% dan Vietnam dari 6,7% menjadi 3,8%. Sementara Singapura justru diprediksi makin kuat dari semula tumbuh 6% menjadi 6,5%. Adapun proyeksi pertumbuhan ekonomi Filipina tidak berubah yakni sebesar 4,5%.
Negara-negara Asia Selatan juga diperkirakan tumbuh melambat. Pertumbuhan PDB India tahun ini diturunkan dari 11% menjadi 10%, Bangladesh dari 6,8% menjadi 5,5%, sedangkan prospek ekonomi Pakistan lebih optimistis dari semula 2,0% menjadi 3,9%. Di Pasifik, ekonomi Fiji diprediksi terkontraksi 5% dari prediksi sebelumnya yang tumbuh 2%. Ekonomi Papua New Guinea juga diperkirakan terkontraksi makin dalam dari 2,5% menjadi 1,3%.
Negara-negara di Asia Timur kompak membaik. Korea Selatan diramal akan tumbuh 4,%, lebih tinggi dari proyeksi semula 3,5%. Proyeksi pertumbuhan ekonomi Hong Kong naik dari 4,6% menjadi 6,2% dan Taiwan dari 4,6% menjadi 6,2%. Sementara proyeksi Tiongkok tidak berubah yakni tumbuh 8,1%.
Prospek ekonomi Asia Tengah juga tumbuh lebih kuat. Proyeksi pertumbuhan ekonomi Azerbaijan tahun 2021 naik dari perkiraan bulan April 1,9% menjadi 2,2%, Kazakhztan dari 3,2% menjadi 3,4%, dan Uzbekistan dari 4,0% menjadi 5,0%.
Selain meramalkan prospek ekonomi tahun ini, ADB juga memperkirakan inflasi Indonesia tahun ini akan lebih rendah dari proyeksi semula 2,4% menjadi 1,7% secara year-on-year (yoy). Sementara Defisit Transaksi Berjalan (CAD) tahun ini akan membaik dari defisit 0,8% menjadi 0,5%.