Rupiah Kian Melemah ke 14.155/US$ Tertekan Kenaikan Yield Obligasi AS

Image title
Oleh Abdul Azis Said
22 Oktober 2021, 10:01
rupiah, tapering off, rupiah hari ini,
Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi. Kurs rupiah pagi ini melemah bersama mayoritas mata uang Asia.

"Pasar mewaspadai perkembangan isu utang Evergrande dimana kabar terbaru bahwa perusahaan ini kesulitan menjual anak perusahaannya yang hasil penjualannya akan digunakan untuk membayar utang," kata Ariston.

Evergrande awal bulan ini mengumumkan rencana penjualan sebagian dari unit layanananya di Evergrande Property Service kepada pesaingnya Hopson. Kendati demikian, Hopson pada Rabu malam mengumumkan batal mengakuisisi 50,1% saham unit Evergrande tersebut. Kesepakatan itu kabarnya bernilai US$ 2,58 miliar.

Evergrande sebelumnya telah menjual sejumlah sahamnya di Shengjing Bank pada akhir bulan lalu senilai US$ 1,5 miliar. Kendati demikian, Evergande menyebut setelah penjualan tersebut, tidak ada kemajuan yang substansial untuk penjualan aset perusahaan lainnya.

Selain dua sentimen negatif tersebut, Ariston juga mengatakan laporan kinerja sejumlah perusahaan pekan lalu mungkin bisa menahan pelemahan nilai tukar agar tidak jatuh lebih dalam. Seperti diketahui, sejumlah perusahaan melaporkan pendapatan kuartal III yang melebihi ekspektasi, seperti JP Mrogan, Delta Air, Goldman Sachs, hingga Morgan Stanley.

Senada dengan Ariston, analis pasar uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto juga mengantisipasi dua sentimen utama global yakni tapering off dan krisis Evergande dapat mengoreksi rupiah hari ini. Kendati demikian, ia masih optimistis nilai tukar bergerak stabil di kisaran Rp 14.090-Rp 14.180 per dolar AS.

"Secara umum prospek Rupiah ke depan cukup baik seiring tingginya surplus neraca perdagangan dalam beberapa bulan terakhir dan ekspektasi masih tingginya surplus neraca perdagangan ke depan," kata Rully kepada Katadata.co.id

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan pada September kembali surplus US$ 4,37 miliar sehingga secara kumulatif Januari September 2021 mencapai US$ 25 miliar. Nilai ekspor turun 3,84% menjadi US$ 20,6 miliar, sedangkam impor turun 2,67% menjadi US$ 16,23 miliar.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...