Ekonomi Maluku & Papua Tumbuh Paling Tinggi Capai 9,15%
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III hanya mencapai 3,51% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, melambat dibandingkan kuartal II yang tumbuh 7,07%. Maluku dan Papua mencatatkan pertumbuhan paling kuat di antara wilayah lainnya, yakni mencapai 9,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Sumbangan ekonomi terbesar masih berasal dari Jawa dan Sumatera, tetapi diperkuat oleh pertumbuhan ekonomi di wilayah timur yakni Maluku dan Papua yang mencapai 9,15%," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers virtual, Jumat (5/11).
Meski tumbuh paling kuat, kontribusi wilayah Maluku dan Papua terhadap perekonomian nasional tercatat paling kecil hanya mencapai 2,45%. Sementara kontribusi terbesar masih berasal dari pulau Jawa sebesar 57,54% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Meski begitu perekonomian di Jawa hanya tumbuh 3,03% yoy, di bawah pertumbuhan nasional.
"Kontribusi pulau Jawa mulai berkurang, dari yang semula 57,92% pada kuartal 2 2021. Kontribusi luar Jawa yang mengalami kenaiakn yakni Sumatera, Maluku dan Papua, Kalimantan dan Sualwesi. Sebaliknya, Bali dan Nusa Tenggara juga turun," kata Margo.
Wilayah lainnya yakni Sumatera berkontribusi 21,95% dan mencatat pertumbuhan di atas rata-rata nasional yakni 3,78%. Kalimantan dengan share 8,32% ke perekonomian, berhasil tumbuh 4,52%. Sulawesi dengan kontribusi 5,98% mencatat pertumbuhan ekonomi 4,58% yoy.
Sementara wilayah Bali dan Nusa Tenggara menjadi satu-satunya yang terkontraksi yakni 0,09%, dengan kontribusi ke PDB sebesar 2,75%.
BPS mencatat pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga tahun ini mencapai 3,51% secara yoy. Realisasi ini lebih rendah dibandingkan kinerja kuartal sebelumnya yang berhasil tumbuh 7,07%, serta di bawah proyeksi Menteri Keuangan Sri Mulyani yang mencapai 4,5%.