Ekonomi Jepang Minus 3% pada Kuartal III Terpukul Lonjakan Covid-19

Abdul Azis Said
15 November 2021, 12:40
jepang, pertumbuhan ekonomi, ekonomi jepang, pandemi corona
ANTARA FOTO/REUTERS/Issei Kato/rwa/cf
Ilustrasi. Jepang ikut mengalami lonjakan kasus saat penyebaran varian Delta meluas memasuki kuartal ketiga dan sempat mencetak rekor laporan kasus harian tertinggi sejak awal pandemi yakni sebanyak 26.184 kasus pada 22 Agustus.

Jepang  sebenarnya telah mencatatkan angka vaksinasi yang  sangat tinggi. Sebanyak 76% penduduk Jepang telah menerima vaksinasi lengkap dua dosis. Meski demikian, vaksinasi tidak menutup potensi adanya gelombang infeksi baru. Negeri Sakura ini belum mengumumkan rencana yang jelas terkait suntikan booster.

Jepang ikut mengalami lonjakan kasus saat penyebaran varian Delta meluas memasuki kuartal ketiga dan sempat mencetak rekor laporan kasus harian tertinggi sejak awal pandemi yakni sebanyak 26.184 kasus pada 22 Agustus.  Namun, kasus baru mulai turun memasuki September dan Oktober.

Kasus positif harian Jepang telah turun di bawah 1.000 kasus per hari sejak pekan kedua Oktober dan berlanjut hingga saat ini. Laporan kasus harian pada Minggu (14/11) sebanyak 199 kasus.

Ekonom senior di SuMi TRUST Naoya Oshikubo mengatakan sektor hiburan dan restoran menjadi industri yang paling terpukul akibat lonjakan kasus. Tetapi ia mengatakan pemulihan ekonomi akan terlihat menuju akhir tahun setelah virus corona terkendali.

"Keadaan darurat dicabut pada akhir September, sehingga lonjakan tajam dalam pengeluaran konsumen, dengan lebih banyak orang makan di luar dan pergi ke bioskop, klub, teater, dan bentuk hiburan publik lainnya. Momentum ini sedang berlangsung,” kata Oshikubo dalam laporannya.

Di sisi lain, dukungan pemulihan juga terlihat dari langkah pemerintah membanjiri stimulus ke perekonomian. Perdana Menteri Kishid pekan lalu mengatakan berjanji untuk menyusun paket stimulus pandemi senilai 'beberaap puluh triliun yen' ke ekonomi.

Dukungan ini termasuk bantuan tunai kepada rumah tangga. Selain itu, pemerintah juga akan memberikan bantaun senilai US$ 884 atau setara Rp 12,6 juta (kurs Rp 14.200 per US$) kepada pelajar, pekerja dan rumah tangga yang berpenghasilan rendah akibat pandemi.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...