IMF: Negara Berkembang Harus Bersiap Hadapi Pengetatan The Fed

Abdul Azis Said
11 Januari 2022, 10:48
ilustrasi International Monetary Fund (IMF)
123.rf/bumbledee?
ilustrasi International Monetary Fund (IMF)

Dalam kedua kondisi tersebut, menurut IMF, bank sental harus merelakan mata uangnya terdepresiasi dan menaikkan suku bunga acuan. "Jika dihadapkan pada kondisi volatilitas di pasar valas, bank sentral dengan cadangan devisa yang cukup dapat melakukan intervensi asalkan intervensi ini tidak menggantikan jaminan penyesuaian untuk makroekonomi," ujar IMF.

Selain itu, bank sentral di negara berkembang juga diminta untuk memperjelas komunikasi dan konsistensi dari rencana kebijakannya. Jika memungkinkan, negara dengan tingkat utang tinggi dalam valas juga perlu melakukan hedging atau lindung nilai. Ini untuk mengurangi risiko rollover atau jatuh tempo utang juga harus diperpanjang serta perlunya memulai penyesuaian fiskal yang lebih cepat.

IMF juga menilai, respons terhadap pengetatan The Fed oleh negara-negara berkembang juga perlu dilakukan dari sisi kebijakan fiskal. Hal ini perlu dilakukan dengan meningkatkan pendapatan pajak, efisiensi pengeluaran,atau menerapkan reformasi fiskal struktural seperti perbaikan pensiun dan subisdi.

The Fed dalam risalah rapat pembuat kebijakan edisi Desember yang dirilis pekan lalu menunjukkan bank sentral terbesar dunia itu kemungkinan menaikkan bunga acuan tiga kali tahun ini. Ini disamping rencana percepatan tapering off yang rencananya berakhir Maret.

Namun dengan perkembangan yang ada, ekonom mulai mengantisipasi The Fed akan lebih agresif lagi. "Kami terus melihat kenaikan bunga acuan pada bulan Maret, Juni dan September, dan sekarang telah menambahkan kenaikan pada bulan Desember dengan total kenaikan hingga empat kali pada tahun 2022," kata Kepala Ekonom Goldman Sachs dikutip dari CNBC Internasional.

Perkiraan ini sejalan dengan ekspektasi pasar sebagaimaan terpantau melalui alat FedWatch CME. Sekitar 80% investor memperkirakan kenaikan suku bunga acuan pertama akan dimulai Maret, tepat setelah quantitative easing berakhir. Selain itu, sekitar 50% pasar juga memperkirakan kenaikan bunga acuan yang keempat akan dilakukan di Desember.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...