Sri Mulyani Akan Pakai Dana PEN Rp155 Triliun untuk Meredam Inflasi

Abdul Azis Said
16 Maret 2022, 17:37
pemerintah, inflasi, rusia, rusia ukraina, perang rusia ukraina, dana PEN
ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/foc.
Penjual melayani pembeli di Pasar Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (1/12/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) pada November 2021 mengalami inflasi sebesar 0,37 persen. Inflasi ini meningkat dari bulan Oktober yang hanya mencapai 0,12 persen. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/foc.

Pemerintah menyiapkan anggaran sebesar Rp 154,8 triliun dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2022 untuk belanja berbagai bantuan sosial bagi masyarakat. Menteri Keuangan Sri Mulyani juga akan memakai anggaran tersebut untuk menghadapi risiko lonjakan inflasi akibat perang Rusia dan Ukraina.

Sri Mulyani mengatakan anggaran untuk perlindungan sosial bukan hanya mengalir dalam rangka menangani Covid-19 tapi melindungi masyarakat secara keseluruhan. Anggaran itu termasuk melindungi dari lonjakan harga-harga pangan, seperti yang terjadi saat ini pada harga minyak goreng.

Ia mengatakan, kenaikan harga pangan lainnya juga bisa naik sebagai imbas perang Rusia dan Ukraina, salah satunya gandum. "Jadi kami harus sangat waspada. Kami menyediakan Rp 154,8 triliun sebagai bantalan perlindungan sosial terkait dengan tekanan (harga) ekstrem yang mungkin berasal dari harga komoditas ini," kata Sri Mulyani dalam diskusi Fitch on Indonesia - Exit Strategy after the Pandemic, Rabu (16/3).

Pemerintah mengalokasikan anggaran PEN tahun ini sebesar Rp 455,62 triliun. Meski demikian, pagu tersebut belum final sehingga masih berpotensi berubah. Adapun anggaran tersebut akan mengalir untuk tiga keperluan, yakni belanja kesehatan sebesar Rp 122,5 triliun, perlindungan masyarakat Rp 154,8 triliun dan penguatan pemulihan ekonomi Rp 178,3 triliun.

Adapun belanja perlindungan masyarakat tersebut akan dipakai untuk berbagai keperluan, terutama menyalurkan sejumlah paket bantuan sosial ke masyarakat, termasuk yang disebutkan Sri Mulyani sebelumnya, untuk menangani lonjakan harga-harga.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...