Konsumsi Pemerintah Tahun Ini Akan Naik 10% Terdongkrak Bansos dan THR
Namun demikian, ia optimistis konsumsi pemerintah akan terakselerasi pada kuartal kedua. Hal ini ditopang adanya pencairan THR serta penyaluran bansos baru yakni Bantuan Langsung Tunai (BLT) minyak goreng. Pemerintah menyediakan anggaran Rp 6,95 triliun untuk menyalurkan BLT Migor kepada 23,15 juta penerima. Hingga 28 April, bantuan tersebut sudah dicairkan sebesar Rp 5,78 triliun.
Di samping itu, pengeluaran pemerintah juga akan meningkat seiring kebutuhan terhadap subsidi energi. "Subsidi dan kompensasi karena harga listrik, BBM dan LPG tidak berubah sampai sekarang, ini pasti akan menambah belanja subsidi kita pada kuartal II atau bahkan juga berimbas pada kuartal III," kata dia.
Dengan terakselerasinya belanja pemerintah tersebut, mayoritas komponen pengeluaran dalam PDB akan membaik pada kuartal II. Konsumsi masyarakat diperkirakan juga semakin baik seiring adanya faktor musiman libur lebaran dan Ramadan. Ekspor menurutnya masih akan tumbuh sangat tinggi sekalipun akan ada pengaruh dari larangan ekspor CPO.
"Perkiraan pertumbuhan ekonomi kuartal II masih akan tetap terjaga dalam range 4,5% sampai 5,2% tetapi akan dikalibrasi lagi karena ada beberapa faktor musiman," kata dia.
Perekonomian Indonesia berhasil tumbuh 5,01% pada kuartal I tahun ini. Hampir semua komponen pengeluaran tumbuh positif, kecuali konsumsi pemerintah yang minus 7,74%. Di sisi lain, konsumsi rumah tangga membaik dengan pertumbuhan 4,34% , lebih tinggi dari kuartal sebelumnya 3,55%, investasi menurun tapi masih positif yakni 4,09%. Perdagangan internasional tumbuh dua digit, ekspor 16,22% dan impor 15,03% sementara konsumsi LNPRT 5,98%.