Rupiah Dibuka Menguat ke Rp 14.661/US$ Jelang Pertemuan BI
Sejumlah ekonom memperkirakan BI masih mempertahankan suku bunga 3,5% pada bulan ini dan baru akan menaikkannya pada paruh kedua nanti. Hal ini karena dari sisi realisasi inflasi masih dalam target bank sentral.
Jika BI menahan suku bunga hari ini, jarak antara suku bunga BI dengan The Fed makin sempit. Seperti diketahui, bank sentral AS itu sudah menaikkan bunga acuannya sebesar 75 bps pada dua pertemuannya menjadi 1% dan diperkirakan akan menaikkan bunga pada tahun ini.
Di samping itu, pelemahan rupiah juga dipengaruhi tekanan inflasi yang akan menganggu pemulihan ekonomi global. Kenaikan harga komodutas akibat perang akan mendiring perekonomian global menghadapi risiko perlambatan.
"Indonesia juga akan mendapatkan dampak negatif dari pelambatan tersebut," kata Ariston.
IMF sebelumnya merevisi ke atas perkirakan inflasi tahun ini akibat perang di Ukraina. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi diperkirakan lebih rendah dari asumsi sebelum adanya perang. Sejumlah ekonom di AS juga memperkirakan ekonomi terbesar dunia itu akan menghadapi tantangan stagflasi, yakni tekanan inflasi yang menanjak tetapi perekonomian justru lesu.