Alasan BI Pertahankan Suku Bunga Murah Saat Banyak Negara Kerek Bunga

Abdul Azis Said
23 Juni 2022, 16:49
Bank Indonesia, bunga acuan bi, bunga acuan, suku bunga, bunga murah
Arief Kamaludin|KATADATA
Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan bunga acuan di level 3,5%.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti menjelaskan, nilai tukar rupiah masih bergerak relatif stabil dibandingkan dengan mata uang negara lain. Secara tahun kalender (ytd), rupiah melemah 4,14%, lebih rendah dibandingkan India yang mencapai 5,17%, Malaysia 5,44% dan Thailand 5,84%.

BI pun memastikan akan terus menjaga stabilitas rupiah melalui kebijakan intervensi tiga lapis atau triple intervention. "Saat ini, kami punya kebijakan triple intervention, di mana kami masuk ke pasar spot, DNDF, dan pasar SBN jika kondisinya memang memaksa masuk ke sana," ujar Destry dalam acara yang sama dengan Perry.

Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah sebelumnya menilai ada urgensi bagi BI untuk segera menaikan bunga acuan. JIka BI tak mengerek bunga, ini akan berdampak terhadap tekanan di pasar keuangan. 

Menurut dia, investor akan lebih tertarik berinvestasi di surat berharga AS jika BI tetap menahan bunga saat bunga acuan AS naik secara agresif. Ini karena imbal hasil surat berharga AS akan ikut terkerek. Hal ini menyebabkan aliran modal tidak masuk ke dalam negeri sehingga berpengaruh terhadap rupiah.

“BI tidak bisa lagi menunda, harus segera menaikan suku bunga sesuai ekspektasi pelaku pasar, Jika BI tidak segera menaikkannya dikhawatirkan akan memunculkan gejolak pasar,” ujarnya kepada Katadata.co.id



Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...