Rupiah Diramal Melemah Tipis Setelah BI Tahan Suku Bunga
BI kembali menahan suku bunga acuannya pada level terendah sepanjang sejarah, yaitu di 3,5%. BI baru akan mengerek bunga acuannya setelah ada tanda-tanda kenaikan inflasi secara fundamental, dilihat dari inflasi inti.
Meski demikian, sentimen pasar terlihat positif terhadap aset berisiko pagi ini, dengan penguatan indeks saham Asia. Penguatan di pasar saham ini diharapkan bisa membantu penguatan rupiah di awal perdagangan hari ini.
Sedangkan kenaikan kasus Covid-19 di dalam negeri pada beberapa hari terakhir, dinilai belum akan memberikan banyak pengaruh terhadap rupiah. Pasalnya, aktivitas ekonomi masih berjalan normal.
Sementara, analis DCFX Lukman Leong, memperkirakan rupiah akan bergerak datar dengan kecenderungan melemah. Kurs garuda diramal bergerak di rentang Rp 14.775-Rp 14.925 per dolar AS.
"Sentimen masih didominasi oleh meningkatnya kekhawatiran resesi di AS pasca-testimoni Gubernur The Fed Jerome Powell. Ini bisa menekan mata uang dan aset berisiko," ujarnya kepada Katadata.co.id.
Dari domestik, setelah BI mempertahankan suku bunga, pasar kini menanti data inflasi Juni yang diperkirakan kembali naik tetapi masih berada di bawah batas atas target bank sentral pada 4%.