Inflasi AS Mereda, Rupiah Dibuka Menguat ke 14.813/US$

Abdul Azis Said
11 Agustus 2022, 09:53
dolar, rupiah, inflasi
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/YU
Petugas menghitung uang dolar AS di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (23/6/2022).

Sentimen pasar terhadap aset berisiko juga terlihat positif, terutama pada indeks saham di kawasan Asia. Shanghai SE Composite Cina menguat 0,51% bersama Hang Seng Hong Kong 1,26%, Kospi Korea Selatan 1,31%, Nifty 50 India 0,06%, dan Straits Times STI Singapura 0,41%, sedangkan Nikkei 225 terkoreksi 0,65%.

Di sisi lain, komentar Presiden The Fed Minneapolis, Neel Kashkari semalam soal kenaikan suku bunga berpotensi memberi tekanan ke rupiah. Ia menyebut, meski inflasi mulai menunjukkan penurunan, namun itu masih jauh dari 'kemenangan'. Selain itu Kashkari memberikan sinyal mendorong kenaikan bunga 150 bps di tiga pertemuan terakhir tahun ini.

Analis Bank Mandiri Reny Eka Putri memprediksi rupiah akan bergerak melemah tipis di rentang Rp 14.855-Rp 14.932 per dolar AS hari ini. Meskipun data inflasi AS menurun di Juli, tetapi The Fed menurutnya akan menaikkan suku bunga acuannya di pertemuan mendatang. Apalagi, sejumlah komentar pejabat The Fed masih menunjukkan sinyal tersebut.

Namun, kinerja ekonomi domestik bisa memberi dukungan ke rupiah. Sentimennya terutama masih berasal dari data pertumbuhan ekonomi pekan lalu yang menunjukkan konsumsi dan ekspor pada kuartal II tahun ini tumbuh positif.

"Perkembangan ini direspons positif oleh pelaku pasar sehingga capital inflow kembali masuk ke pasar domestik dan menahan pelemahan rupiah," kata Reny dalam riset nya.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...