Sri Mulyani Sudah Bayar Subsidi dan Kompensasi Energi Rp 193 Triliun

Abdul Azis Said
12 Agustus 2022, 09:10
sri mulyani, subsidi, kompensasi, energi
ANTARA FOTO/POOL/Fikri Yusuf/rwa.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan keterangan usai penandatanganan Deklarasi Bali Asia Initiative disela pelaksanaan 3rd Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) dan Finance and Central Bank Deputies (FCBD) G20 di Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis (14/7/2022).

Realisasi belanja negara untuk subsidi dan kompensasi energi tahun ini sudah mencapai Rp 193,5 triliun sampai dengan Juli. Menteri Keuangan Sri Mulyani memprediksi realisasinya kemungkinan melonjak di Semester II.

Realisasi belanja tersebut setara 38,5% dari pagu anggaran tahun ini Rp 502,4 triliun. Pemerintah mengalokasikan anggaran untuk kompensasi energi sebesar Rp 293,5 triliun dan subsidi energi Rp 208,9 triliun.

"Bayangkan tahun lalu sampai Juli kami belum membayar serupiah pun untuk kompensasi energi, tahun ini sudah bayar Rp 104,8 triliun. ini yang disebut shock-absorber, menahan harga tidak naik," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTA Agustus, Kamis (11/8).

Anggaran untuk kompensasi energi tahun ini melonjak tajam dari pagu tahun lalu hanya Rp 48 triliun dan tahun 2020 sebesar Rp 91,1 triliun. Nilai ini juga jauh dibandingkan periode sebelum pandemi yang nilainya Rp 7,5 triliun. 

Pagu kompensasi tahun ini juga naik signifikan dari alokasi awal hanya Rp 18,5 triliun. Jumlah ini merupakan pembayaran kepada PT Pertamina dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) karena tidak menaikkan harga BBM dan listrik.

Realisasi sampai dengan Juli tersebut sudah termasuk pelunasan atas utang kompensasi BBM dan listrik sampai dengan tahun lalu yang sudah dibayarkan pada paruh pertama tahun ini.

Sri Mulyani juga melaporkan realisasi subsidi energi sebesar Rp 88,7 triliun sampai dengan Juli atau 42,5% dari pagu. Subsidi BBM dan LPG sudah tersalurkan Rp 62,7 triliun sementara subsidi listrik Rp 26 triliun.

Peningkatan pada realisasi subsidi energi ini karena adanya percepatan pencairan kurang bayar subsidi energi, peningkatan volume penyaluran serta kenaikan harga minyak mentah Indonesia (ICP).

Realisasi subsidi energi tersebut diantaranya untuk 8,6 juta kilo liter BBM baik solar maupun minyak tanah, LPG 3 Kg sebanyak 3,8 metric ton. Listrik bersubsidi sudah diberikan kepada 38,5 juta pelanggan.

Sri Mulyani menyebut pembayarannya subsidi dan kompensasi energi ini kemungkinan meningkat pada paruh kedua ini. " Masih ada anggaran kompensasi yang mencapai lebih dari Rp 189 triliun yang akan dicairkan di semester kedua, ini untuk menahan guncangan yang masih berjalan sekarang," kata Sri Mulyani.

Dalam kesempatan terpisah, bendahara negara itu juga sempat mewanti-wanti kepada Pertamina untuk mengendalikan volume penyaluran BBM bersubsidi.Kuota BBM bersubsidi jenis pertalite tahun ini menipis tersisa 6,2 juta kilo liter. Jika volumenya ditambah, Sri Mulyani mewaspadai anggaran kompensasi dan subsidi energi naik lagi dari Rp 502,4 triliun tahun ini.

Reporter: Abdul Azis Said

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...