Inflasi Tinggi, Eropa, Australia hingga Malaysia Naikkan Suku Bunga

Abdul Azis Said
9 September 2022, 09:33
suku bunga acuan, inflasi
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/YU
Ilustrasi.

Sejumlah bank sentral kembali mengumumkan kenaikan suku bunga acuannya pada pekan ini. Terbaru, bank sentral Eropa (ECB), yang merupakan salah satu otoritas moneter terbesar dunia, mengumumkan kenaikan suku bunga deposito acuannya hingga 75 basis poin (bps).

Kenaikan 75 bps membawa suku bubga acuan deposito ECB kini naik ke level 0,75%. Ini merupakan kenaikan kedua setelah bunga deposito acuan sudah dikerek 50 bps pada pertemuan Juli. Hal ini membawa bunga acuan deposito di Eropa memasuki zona positif setelah bertahun-tahun dipertahankan negatif.

"Ada ekspektasi untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut, karena inflasi tetap terlalu tinggi dan kemungkinan akan tetap di atas target untuk waktu yang lama," kata ECB dalam keterangannya dikutip dari CNBC Internasional, Jumat (9/9).

Inflasi di Eropa bertahan di level tinggi pada Agustus 2022 sebesar 9,1% secara tahunan. Inflasi terus menanjak dan terus mencetak rekor baru dalam sembilan bulan beruntun. ECB merevisi ekspektasi inflasinya, memperkirakan rata-rata 8,1% pada 2022, 5,5% pada 2023 dan 2,3% pada 2024.

Namun kenaikan 75 bps tampaknya sudah priced in dengan prediksi pasar. Mata uang euro terpantau stabil terhadap poundsterling Inggris usai pengumuman kenaikan dan sempat menguat tipis terhadap dolar AS.

Bank sentral utama dunia lainnya, bank sentral Australia (RBA) tidak kalah agresif. Mengutip Reuters, suku bunga acuannya dinaikkan sebesar 50 bps pada pertemuan Selasa (6/9) sehingga naik ke level 2,35%, tertinggi dalam tujuh tahun.

RBA memberi sinyal masih akan menaikkan suku bunga pada pertemuan berikutnya untuk memerangi inflasi. Pasar condong ke arah ekspektasi bahwa suku bunga kembali naik 50 bps pada pertemuan bulan depan.

Proyeksi kenaikan bulan depan seiring inflasi yang masih berjalan pada level tertingginya dalam 21 tahun yakni 6,1% dan diperkirakan mencapai puncaknya 7% pada Desember.

"Stabilitas harga adalah prasyarat untuk ekonomi yang kuat dan periode ketenagakerjaan penuh yang berkelanjutan," kata Gubernur RBA Philip Lowe dalam pernyataannya.

Selain itu, bank sentral Malaysia (BNM) juga mengumumkan kenaikan suku bunga kemarin. BNM telah memutuskan untuk menaikkan suku bunga Overnight Policy Rate (OPR) sebesar 25 bps menjadi 2,5% untuk ketiga kalinya berturut-turut.

BNM menjadi salah satu bank sentral di kawasan yang paling agresif, selain Singapura dan Filipina. Kenaikan bunga ini bertujuan untuk memerangi inflasi yang terus naik. Inflasi periode Juli tercatat 4,4% secara tahunan.

Reporter: Abdul Azis Said

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...