Daftar Negara Terancam Resesi Ekonomi, Apakah Indonesia Aman?

Abdul Azis Said
28 September 2022, 14:20
pertumbuhan ekonomi, resesi, resesi ekonomi
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Ilustrasi. Perekonomian dunia stagnan pada kuartal kedua tahun ini dengan output menurun di negara-negara G20.

Kenaikan suku bunga bank sentral AS, The Fed yang kian agresif mendorong perekonomian semakin dekat dengan definisi resesi menurut pemerintah AS. Suku bunga The Fed sudah dikerek 300 bps dan sejumlah pejabat bank sentral telah menyatakan berkomitmen membawa inflasi terus turun, yang berarti kenaikan bunga masih akan berlanjut. Survei CNBC Internasional, probabilitas terjadinya resesi di Amerika Serikat tahun depan mencapai 52%, dan 72% kemungkinan resesi di Eropa. 

  • Jerman

Ekonomi terbesar di Eropa ini sebetulnya belum masuk ke jurang resesi secara teknikal. Pertumbuhan ekonominya masih positif pada kuartal II sebesar 1,7% secara tahunan, Namun, OECD melihat ekonomi Jerman akan terkontraksi 0,7% pada tahun depan di tengah disrupsi pasokan energi.

Industri di Jerman sangat bergantung terhadap suplai energi dari Rusia sehingga gangguan pasokan bisa memukul ekonomi Negeri Panser. Bank sentral Jerman pada bulan lalu bahkan sudah memperingatkan bahwa resesi semakin mungkin terjadi dan inflasi akan mencapai 10% pada musim gugur ini. Lembaga riset berbasis di Munich, Ifo Institute menyebut ekonomi Jerman saat ini sedang bergerak ke arah resesi.

  • Inggris

Tekanan inflasi yang tinggi membuat biaya hidup di Inggris semakin mahal dan memukul daya beli masyarakat. Belum lagi, bank sentral Inggris termasuk salah satu yang paling aktif mengerek suku bunga sehingga makin menekan konsumsi.

Bank sentral Inggris (BoE) bahkan menyebut, ekonomi Inggris saat ini sudah masuk resesi. Hal ini setelah ekonomi kuartal ketiga diperkirakan terkontraksi 0,1%, menyusul kontras pada besaran yang sama selama kuartal kedua lalu.

  • Rusia

OECD memperkirakan Rusia akan menjadi negara di G20 yang pertumbuhannya paling rendah tahun ini dengan depan dengan kontraksi 4,5%. Ini menandai kontraksi dua tahun beruntun dari kinerja tahun ini yang juga diramal terkontraksi hingga 5,5%.

Negeri beruang merah menghadapi tekanan ekonomi usai invasi ke Ukraina berbuah sanksi dari sejumlah negara barat. Walhasil, perekonomian terkontraksi 4,1% pada kuartal kedua lalu. Namun, Rusia belum secara teknikal masuk ke jurang resesi mengingat kuartal sebelumnya masih mencatat pertumbuhan 3,5%. 

  • Sri Lanka

Negara yang tengah dilanda krisis ekonomi hebat itu sudah masuk ke jurang resesi. Ekonominya sudah terkontrak sejak awal tahun. Pada kuartal pertama, kontraksi sebesar 1,6% secara tahunan, dan kontraksi semakin dalam pada kuartal kedua mencapai 8,4%. IMF memperkirakan ekonomi tahun ini minus 8,7% pada tahun ni

Krisis ekonomi bercampur krisis politik membuat situasi negara tetangga India itu makin kacau. Harga barang-barang semakin mahal seiring terganggunya suplai melalui impor. Inflasi di Sri lanka melampaui 70% pada bulan lalu, dengan inflasi bahan pangan yang melonjak di atas 80%.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...