Rupiah Anjlok ke 15.722/US$ Terimbas Demonstrasi Covid-19 di Cina
"Sentimen negatif ini mendorong penguatan dolar AS sebagai aset aman," kata Ariston.
Selain itu, sentimen kenaikan suku bunga The Fed juga masih bertahan. Pasar menantikan petunjuk selanjutnya dari pidato Gubernur bank sentral AS, The Fed Jerome Powell di Brookings Institution pada Rabu (30/11). Powell akan menyampaikan pidato terkait outlook ekonomi, inflasi dan pasar tenaga kerja. Selain itu, pasar juga menantikan rilis data pertumbuhan ekonomi AS kuartal ketiga yang juga dirilis 30 November mendatang.
Analis DCFX Lukman Leong juga memperkirakan rupiah akan kembali melemah hari ini dan bergerak di rentang Rp 15.650-Rp 15.750 per dolar AS. Pelemahan rupia seiring penguatan dolar AS setelah masyarakat belanja jumbo sepanjang perayaan Black Friday. Mengutip CNBC Internasional, masyarakat berbelanja online hingga US$ 9,12 miliar selama perayaan Black Friday, baik 2,3% dibandingkan tahun lalu.
"Ini menunjukkan kekuatan pengeluaran konsumen yang menyumbang sekitar 70% dari ekonomi Amerika Serikat. Data ekonomi yang bagus ini akan memicu kekhawatiran apabila The Fed akan terus agresif," kata Lukman dalam risetnya.
Selain itu, rebound dolar AS hari ini juga karena adanya risk aversion atau upaya menghindari risiko. Pasar beralih ke aset aman, dolar AS, di tengah ketidakpastian lockdown Covid-19 di Cina.