IMF Peringatkan Ancaman Baru Korporasi Bisa Gagal Bayar Utang

Abdul Azis Said
2 Februari 2023, 17:00
ilustrasi International Monetary Fund (IMF)
123.rf/bumbledee?
ilustrasi International Monetary Fund (IMF)

Pada kuartal ketiga tahun lalu, sebanyak 45 dari total 54 negara maju dan berkembang yang dianalisis menunjukkan risiko medium, hingga tinggi dalam menghadapi tekanan korporasi sistemik. Ini terdiri atas tujuh negara berisiko tinggi dan 38 berisiko sedang. 

Jumlah perusahaan berisiko meningkat dua kali lipat dari periode yang sama tahun sebelumnya di 21 negara, empat berisiko tinggi dan 17 sedang. Selain itu, jumlah negara yang berisiko tinggi pada tahun lalu jauh lebih banyak dari sebelum pandemi.

"Ini membalikkan penurunan risiko yang terlihat pada 2021, ketika pembuat kebijakan berlomba mendukung perusahaan yang terkena dampak, dengan bantuan tunai dan keringanan utang," kata IMF.

Bukan hanya jumlah negara yang meningkat, tapi proporsi negara ekonomi besar yang menghadapi risiko tersebut juga meningkat. Tujuh negara yang berisiko menghadapi tekanan korporasi sistemik tersebut menyumbang 21% dari PDB dunia.

Dalam tulisan itu, IMF juga menyarankan negara-negara untuk segera mengambil tindakan mitigasi. Beberapa langkah yang bisa dilakukan. Pertama, negara perlu membangun sistem kepailitan yang efektif dan memfasilitasi restrukturisasi berbasis pasar untuk perusahaan yang memiliki utang menggunung. Kedua, pemerintah perlu menyusun kebijakan makro dan mikroprudensial yang menyasar sektor dan kredit berisiko tinggi.

Untuk memitigasi risiko efek limpahan ke sektor keuangan, negara harus menggunakan kebijakan makroprudensial dari sisi pemberi pinjaman seperti bank atau institusi keuangan lainnya. Contohnya, dengan meningkatnya transpirasi dari sisi aset dan liabilitas pemberi pinjaman, memperkuat penyangga modal, menahan untuk tidak memberi pinjaman lebih lanjut ke kreditur bermasalah serta stress test yang komprehensif.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...