Ekonomi Amerika Hanya Tumbuh 1,1% pada Kuartal I, Resesi Semakin Dekat

Abdul Azis Said
28 April 2023, 10:13
pertumbuhan ekonomi, ekonomi amerika, ekonomi as
ANTARA FOTO/REUTERS/David Ryder/ama/dj
Ilustrasi. Pertumbuhan ekonomi AS terbebani suku bunga tinggi untuk mengendalikan inflasi dan krisis perbankan yang terjadi baru-baru ini.

Ekonomi Amerika Serikat hanya tumbuh 1,1% pada kuartal pertama tahun ini dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan ekonomi AS terbebani suku bunga tinggi untuk mengendalikan inflasi dan krisis perbankan yang terjadi baru-baru ini. 

Pertumbuhan ekonomi dalam tiga bulan pertama tahun ini tersebut lebih rendah dibadari perkiraan para ekonomi yang disurvei Dow Jones sebesar 2%. Meski demikian, realisasi itu masih lebih baik dibandingkan kuartal pertama tahun lalu yang sterkontraksi 1,6% secara tahunan.

Laporan semalam juga menunjukkan bahwa kenaikan harga-harga yang membebani konsumen masih tinggi. Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi alias PCE kuartal pertama mencatat kenaikan 4,2% secara tahunan, di atas perkiraan 3,7%. Inflasi inti PCE juga masih tinggi yakni 4,9%.

“Orang-orang masih berbelanja meskipun harga lebih tinggi, meskipun inflasi lebih tinggi dan hambatan besar yang kami miliki dari sisi persediaan, ” kata ekonom Citigroup Veronica Clark dikutip dari CNBC International, jumat (28/4).

Clark mengatakan, semua tanda masih menunjukkan permintaan masih kuat. Harga masih naik meskipun angka PDB utama sedikit lebih rendah. 

Senada dengan ramalan ekonom Wall Street lainnya, Clark juga memperkirakan ekonomi AS pada akhirnya akan mengalami resesi alias kontraksi ekonomi selama dua kuartal beruntun. Meski demikian, ia belum bisa meramalkan kapan waktu pasti resesi akan datang.

Laporan Biro Analisis Ekonomi Departemen Perdagangan AS semalam mencatat perekonomian yang masih tumbuh pada kuartal pertama tahun ini ditopang peningkatan belanja konsumen, ekspor, belanja pemerintah hingga investasi tetap non residensial. Peningkatan itu mengimbangi penurunan pada investasi oleh swasta dan investasi asi tetap residensial, di sisi lain impor naik.

Peningkatan konsumsi terutama untuk belanja barang berupa kendaraan bermotor dan suku cadang, serta peningkatan pada jasa kesehatan dan makanan serta akomodasi. Sementara, penurunan pada investasi inventori swasta terutama di sektor perdagangan grosir dan manufaktur.

Kepala Ekonom di LPL Financial Jeffrey Roach melihat belanja konsumen telah melemah dalam beberapa bulan terakhir sekalipun konsumsi dalam laporan PDB kuartal pertama itu masih menunjukkan peningkatan. "Sifat terbelakang dari laporan PDB mungkin menyesatkan pasar karena kita tahu konsumen masih berbelanja di bulan Januari tetapi sejak Maret, konsumen semakin pesimis tentang masa depan," kata dia.

Adapun perekonomian AS saat ini dibayangi risiko perlambatan lebih lanjut. Risalah rapat The Fed mengungkapkan bahwa para pembuat kebijakan moneter di AS meramalkan kemungkinan resesi ringan di ekonomi AS pada akhir tahun ini. Pertumbuhan ekonomi AS terpuruk oleh dua faktor utama, siklus kenaikan suku bunga The Fed dan krisis perbankan.

Meski demikian, konsumsi yang masih tetap tangguh diharapkan mendorong konsumen tetap menggunakan kelebihan tabungannya untuk membantu ekonomi tidak kontraksi terlalu dalam. Pasar tenaga kerja yang kuat juga mendukung pertumbuhan, dengan tingkat pengangguran yang menurun ke 3,5% pada Maret.

Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...