IMF Peringatkan Risiko Kenaikan Utang Korporasi Asia, Bagaimana RI?

Abdul Azis Said
3 Mei 2023, 19:50
pertumbuhan ekonomi, ekonomi Indonesia, gagal bayar, gagal bayar utang, utang swasta, utang, IMF
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.
Ilustrasi. Ekonomi menilai kondisi utang luar negeri korporasi di Indonesia masih aman meski IMF memberi peringatan terkait risiko utang korporasi di Asia yang meningkat seiring kenaikan suku bunga.

Ia juga menilai, pengelolaan utang luar negeri swasta sudah semakin prudent. Hanya tersisa beberapa perusahaan yang dinilai cukup berani menarik utang valuta asing sekalipun pendapatannya dari rupiah.

Selain itu, menurut David, risiko utang dalam negeri swasta juga semakin baik. Hal ini tercermin dari loan at risk alias LAR kredit perbankan yang terus menurun setelah meningkat tajam pada pandemi. 

Senada, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede juga tak begitu khawatir soal utang swasta di dalam negeri. Ini karena nonperforming loan alias NPL korporasi nonkeuangan masih rendah dan cenderung membaik.

Suku bunga di dalam negeri yang ikut naik menurutnya tentu akan mempengaruhi beban bunga korporasi. Namun ia masih optimistis neraca keuangan koperasi di dalam negeri akan tetap kuat dan mampu bertahan. Perusahaan-perusahaan juga masih akan mampu membayar kewajibannya sejalan dengan prospek bisnis dan perekonomian Indonesia yang terus membaik.

"Perkiraan kami, suku bunga kebijakan Bank Indonesia sebesar 5,75% saat ini masih dapat diantisipasi oleh pelaku usaha dan kami perkirakan suku bunga kebijakan BI tidak akan naik lagi mengingat tingkat inflasi yang terkendali dan nilai tukar rupiah yang cenderung menguat," kata Josua.

Ekonom Senior KB Valbury Sekuritas Fikri C Permana juga melihat risko utang swasta di dalam negeri relatif terjaga. Hal ini sejalan dengan rating surat utang Indonesia yang sejauh ini masih relatif baik. Karena itu menurutnya risiko utang domestik sebetulnya relatif baik dibandingkan negara lain di kawasan.

"Dengan fundamental ekonomi berupa inflasi yang lebih rendah, cost of fund yang mulai turun, pasar uang antarbank juga mulai turun, saya lihat mungkin risiko kita jauh lebih renda dengan negara Asia lainnya," kata Fikri.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...