BI Masih Lihat Peluang Rupiah Makin Perkasa
"Khususnya yang terkait perkembangan sektor tenaga kerja dan angka inflasi AS, dimana inflasi inti di AS trennya masih mengalami kenaikan, ini yang masih terus kita cermati," kata Edi.
Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra menyebut, hasil rapat The Fed kali ini sebetulnya tidak sepenuhnya sesuai ekspektasi pasar. Beberapa pelaku pasar mengharapkan The Fed akan memberi sinyal yang jelas soal pemangkasan suku bunga, namun hanya menyinggung soal kemungkinan menahan kenaikan.
"Tapi hal tersebut mungkin cukup untuk mendorong penguatan rupiah terhadap dolar AS hari ini. Penekanannya pada indikasi tidak menaikan suku bunga dalam waktu dekat. Nilai tukar emerging markets lainnya pun terlihat menguat pagi ini terhadap dolar AS," kata Ariston dalam catatannya pagi ini.
Selain itu, menurut dia, kekhawatiran pasar soal krisis perbankan AS dengan kenaikan suku bunga acuan AS kali ini juga menjadi bisa pemicu pelemahan dolar AS. Oleh karena itu, ia memperkirakan rupiah berpotensi menguat ke arah Rp 14.600, dengan resisten di kisaran Rp 14.750 per dolar AS.