Rupiah Menguat 15.609/US$, Menanti Hasil Rapat Bank Sentral AS
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menunjukkan tren penguatan 0,07% ke level 15.609 pada perdagangan hari ini, Rabu (13/12). Pengamat pasar uang memperkirakan, pergerakan rupiah diperkirakan akan bergerak datar dan cenderung melemah.
Analis pasar uang Lukman Leong misalnya, mengatakan, pergerakan rupiah cenderung datar karena para investor yang masih wait and see menantikan hasil pertemuan The Federal Open Markets Committee (FOMC) bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) pada malam ini.
FOMC merupakan komite yang beranggotakan para pejabat tinggi The Fed. Komite ini melakukan rapat secara berkala untuk menentukan perubahan atas kebijakan moneter Amerika Serikat.
“Rupiah diperkirakan akan bergerak dalam rentang 15.550-15.700,” ujar Lukman dalam risetnya dikutip pada Rabu (13/12).
Melansir Reuters, FOMC melakukan pertemuan kebijakan moneter dua hari yang diperkirakan akan mencapai puncaknya dengan keputusan untuk mempertahankan suku bunga target The Fed pada level 5,25%-5,50%.
Selain, The Fed ini juga diperkirakan akan merilis ringkasan proyeksi ekonomi yang akan menjelaskan kebijakan The Fed ke depan.
Tak berbeda Lukman, Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra juga mengatakan rupiah masih akan terkonsolidasi dan berpotensi melemah terhadap dolar AS.
Data inflasi konsumen AS atau indeks harga konsumen periode November 2023 yang dirilis semalam, menunjukkan bahwa inflasi AS masih sulit turun ke target 2%.
“Hasil ini bisa mendorong The Fed untuk mempertahankan suku bunga acuannya di level tinggi untuk waktu yang lebih lama dan ini bisa mendorong penguatan dolar AS,” ujar Ariston.
Ariston menilai potensi pelemahan rupiah hari ini ke arah 15.630-15.650, dengan potensi support di sekitar 15.580-15.600.
Sejumlah mata uang Asia pun menunjukkan pelemahan terhadap nilai tukar dolar AS. Melansir Bloomberg, yen Jepang mele,ah 0,12%, dolar Singapura melemah 0,13%, peso Filipina melemah 0,36%, yen Cina melemah 0,06%, dan ringgit Malaysia melemah 0,42%.