Rupiah Melemah Rp 15.805 per Dolar AS, Ini Penyebabnya
“Rupiah mungkin bisa bergerak positif atau menguat terhadap dolar AS setelah sebelumnya melemah menyentuh kisaran resisten Rp 15.800 per dolar AS,” ujar Ariston.
Namun di sisi lain, pelaku pasar masih mencermati sikap bank sentral AS, The Federal Reserve yang tidak akan terburu-buru memangkas suku bunga acuan pada tahun ini.
“Karena data inflasi yang masih bertahan di atas level target sebesar 2% dan beberapa data ekonomi AS yang masih cukup kuat,” ujarnya.
Data perumahan AS mencatat jumlah izin pembangunan rumah masih menunjukkan pertumbuhan pada Februari 2024 dibandingkan bulan sebelumnya. Ini menunjukkan perekonomian AS masih cukup solid dan bisa menahan inflasi AS di level tinggi.
Dengan kondisi tersebut, Ariston memperkirakna potensi penguatan rupiah ke arah Rp 15.750 per dolar AS dengan potensi pelemahan ke arah Rp 15.830 - Rp 158.50 per dolar AS.
Sementara itu, pergerakan mata uang Asia tercatat bervariasi terhadap dolar AS. Melansir Bloomberg, baht Thailand melemah 0,10% dan yuan Cina melemah 0,09%. Sedangkan ringgit Malaysia menguat 0,10%, peso Filipina menguat 0,23%, dolar Singapura menguat 0,10%, dan yen Jepang menguat 0,08%.