Rupiah Melemah Tertekan Data Ekonomi AS dan Konflik Israel

 Zahwa Madjid
27 Maret 2024, 09:59
rupiah
ANTARA FOTO/Khalis Surry/tom.
Seorang warga membawa uang pecahan yang baru ditukarkan saat kegiatan Semarak Rupiah Ramadhan dan Berkah Idul Fitri (Serambi) 2024 di Taman Budaya, Banda Aceh, Aceh, Senin (25/3/2024). Program Serambi 2024 Bank Indonesia di Provinsi Aceh menyiapkan uang pencahan baru Rp5,4 triliun untuk memberi kemudahan bagi masyarakat dalam mendapatkan uang pencahan baru untuk kebutuhan Lebaran pada 25 Maret - 5 April 2024.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah 0,30% ke level Rp 15.840 pada perdagangan Rabu (27/3). Sejumlah analis memperkirakan rupiah masih akan melanjutkan pelemahan pada hari ini.

Analis Pasar Uang Lukman Leong misalnya, memperkirakan rupiah akan melemah terhadap dolar AS yang rebound atau menguat. Salah satunya, karena tertekan kinerja ekonomi AS.

“Penguatan rupiah terjadi setelah data penjual barang tahan lama di AS yang jauh lebih kuat dari perkiraan,” ujar Lukman kepada Katadata.co.id pada Rabu (27/3).

Lukman menilai, dengan data penjualan barang tahan lama yang lebih baik, makan penurunan suku bunga Bank Sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) makin terbuka lebar.

Dengan kondisi itu, Lukman memperkirakan rupiah akan bergerak dalam rentang Rp 15.750 - Rp 15.850 per dolar AS pada hari ini.

Rupiah Masih Tertekan Data Pesanan Barang AS

Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan dolar AS masih menguat terhadap nilai tukar lainnya pada pagi ini. Indeks dolar AS masih bertahan di atas 104.

Tak berbeda dengan Lukman, penguatan dolar didorong oleh data pesanan barang tahan lama di AS. Tercatat kinerja pemesanan barang tahan lama pada Februari 2024 naik 1,4% dibandingkan bulan sebelumnya yang sempat turun 6,9%.

Rebound nya data ini, bisa diartikan permintaan atau konsumsi masih cukup kuat di AS. Permintaan yang kuat bisa mendongkrak inflasi AS,” ujar Ariston.

Dengan data yang lebih baik, pasar mewaspadai ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan AS pada tahun ini. Pasar juga masih menunggu data PDB dan inflasi AS yang akan dirilis pada Kamis serta Jumat malam.

"Ini mungkin yang menyebabkan dolar AS masih menguat terhadap nilai tukar lainnya,” ujarnya.

Ketegangan Gepolitik Beri Sentimen ke Dolar

Selain itu, ketegangan geopolitik yang meninggi karena konflik Israel-Palestina dan Rusia-Ukraina akan mendorong pasar untuk mengalihkan sebagian dananya ke aset yang lebih aman seperti dolar AS dan emas.

Sehingga, kata Ariston, dolar AS berpotensi menguat terhadap rupiah pada hari ini. Potensi pelemahan rupiah pada hari ini ke arah Rp 15.830 - Rp 15.850 per dolar AS dengan potensi support sekitar Rp 15.780 per dolar AS.

Tak hanya rupiah, sejumlah mata uang Asia menunjukkan pelemahan terhadap dolar AS. Melansir Bloomberg, baht Thailand melemah 0,20%, ringgit Malaysia melemah 0,21%, yuan Cina melemah 0,16%, dolar Singapura melemah 0,05% dan yen Jepang melemah 0,13%.

Reporter: Zahwa Madjid

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...