Rupiah Berpotensi Menguat Hari Ini, Berikut 4 Faktor Pendorongnya
Nilai tukar rupiah berpotensi melanjutkan penguatan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini. Penguatan rupiah kali ini akan didorong oleh empat faktor, baik dari faktor eksternal maupun internal.
Penguatan rupiah sudah terasa pada pukul 08.50 WIB. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah menguat 52,50 poin atau 0,32% menjadi Rp 16.277 per dolar AS.
Penguatan rupiah akan didorong oleh pelemahan data-data ekonomi AS yang akan memengaruhi pergerakan dolar AS hari ini. Hal itu disampaikan oleh Analis Mata Uang Lukman Leong dan Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra.
"Rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS yg kembali melemah setelah data pekerjaan AS NFP yang lebih lemah dari perkiraan," kata Lukmana kepada Katadata.co.id, Senin (8/7).
Namun penguatan akan cenderung terbatas karena investor mengantisipasi beberapa data ekonomi AS yang dirilis minggu depan seperti inflasi dan pidato Ketua The Fed Jerome Powell. Dia memperkirakan rupiah di level Rp 16.225 - Rp 16.325 per dolar AS.
Sementara Ariston, melihat peluang penguatan rupiah di level Rp 16.220 per dolar AS, dengan potensi resisten di kisaran Rp 16.320 per dolar AS. Karena pelaku pasar melihat pemangkasan suku bunga The Fed seiring pelemahan data ekonomi AS.
"Data tingkat pengangguran AS terus naik di akhir pekan kemarin, dan data PMI sektor jasa yang di luar dugaan masuk ke area kontraksi. Indeks dolar AS juga menurun di bawah area 105 dan pagi ini sekitar 104.92," kata dia.
Tak berbeda dengan Lukman, menurut Ariston, pelaku pasar masih mewaspadai pidato Ketua The Powell terkait kebijakan moneter dan data inflasi AS pada periode Juni 2024. "Pernyataan atau data yang mendukung penurunan inflasi AS bisa terus menekan dolar AS dan sebaliknya," ujar Ariston.
Faktor Penguatan Rupiah
Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C Permana juga berpendapat serupa dengan analis lain. Dia memperkirakan rupiah menguat di kisaran Rp 16.247 - Rp 16.347 per dolar AS. Dia menjabarkan empat faktor yang mendorong penguatan rupiah pada hari ini:
- Rilis data tenaga kerja AS yang kurang baik seperti rilis average hourly earnings, unemployment rate dan non farm payrolls (khususnya dari sektor manufaktur dan private) sehingga mendorong adanya kekhawatiran ekonomi memburuk dan diharapkan akan segera direspon dengan penurunan suku bunga The Fed.
- Terpilihnya Keir Starmer sebagai Perdana Menteri di Inggris juga diharapkan akan segera memberikan stabilitas politik dan ekonomi di Inggris.
- Rilis cadangan devisa Indonesia pada periode Juni 2024 yang mencatatkan kenaikan US$ 1,2 miliar dibanding bulan sebelumnya
- Kemungkinan rilis kepercayaan konsumen Indonesia pada hari ini diharapkan akan lebih baik dibanding bulan sebelumya.
Average hourly earnings adalah pendapatan rata-rata pekerja per jam. Sementara unemployment rate adalah tingkat pengangguran dalam persentase dengan membagi jumlah individu yang menganggur dibandingkan total individu di satu wilayah dalam satu angkatan kerja.
Sedangkan data non farm payrolls AS adalah salah satu indikator fundamental yang banyak dijadikan rujukan oleh para investor terkait kesehatan ekonomi AS. Sebab, data ini memberi gambaran terkait jumlah penyerapan tenaga kerja baru di AS.