Inflasi Berpotensi Turun Karena Banyak Diskon HUT RI pada Agustus 2024
Inflasi berpotensi turun pada bulan Agustus 2024 karena banjir promo diskon spesial untuk menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Indonesia. Hal ini berdasarkan laporan Survei Penjualan Eceran Juni 2024 yang dirilis Bank Indonesia (BI).
"Dari sisi harga, tekanan inflasi tiga bulan yang akan datang pada Agustus 2024 diperkirakan menurun. Sementara inflasi enam bulan akan datang pada November 2024 diperkirakan meningkat," kata Asisten Gubernur Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan tertulis, Selasa (9/7).
Hal tersebut tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Agustus 2024 yang tercatat sebesar 136,4 yang lebih rendah dari IEH pada periode sebelumnya yang mencapai 142,5. Penurunan ini didorong oleh strategi diskon atau potongan harga pada acara HUT kemerdekaan Indonesia.
Peningkatan Penjualan Eceran
Lalu untuk kinerja penjualan eceran pada Juni 2024 diperkirakan meningkat. Hal tersebut tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Juni 2024 yang mencapai 232,8 atau tumbuh 4,4% secara tahunan (yoy).
Dia menjelaskan, meningkatnya penjualan eceran didorong oleh Kelompok Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya, Subkelompok Sandang, serta Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau.
Secara bulanan, penjualan eceran diperkirakan tumbuh 2,1%, atau lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya yang mengalami kontraksi.
Erwin mengungkapkan bahwa peningkatan tersebut didorong oleh subkelompok sandang, kelompok barang budaya dan rekreasi, serta makanan, minuman, dan tembakau. "Ini sejalan dengan peningkatan aktivitas saat Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Iduladha dan periode libur sekolah," kata Erwin.
Pada Mei 2024, IPR tercatat 228,1 atau tumbuh 2,1% yoy lebih tinggi dari bulan sebelumnya. Peningkatan tersebut didorong oleh subkelompok sandang, kelompok makanan, minuman, dan tembakau, serta suku cadang dan aksesori.
Secara bulanan, penjualan eceran diperkirakan mengalami kontraksi sebesar 3,5%. Hal tersebut sejalan dengan normalisasi aktivitas masyarakat pasca-HBKN Idul fitri. "Kontraksi lebih dalam, tertahan oleh beberapa kelompok yang masih tumbuh positif yaitu kelompok suku cadang dan aksesori serta bahan bakar kendaraan bermotor," kata Erwin.