Daya Beli Melemah, RI Berpotensi Catatkan Deflasi 3 Bulan Berturut-turut
Pelemahan daya beli masyarakat akan mendorong deflasi atau penurunan harga barang dan jasa. Bahkan laju deflasi berpotensi terjadi dalam tiga bulan berturut-turut.
Sejumlah ekonom memproyeksikan Indonesia akan melanjutkan deflasi pada Juli 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan angka Indeks Harga Konsumen (IHK) periode Juli 2024 pada siang ini.
"Data inflasi yang akan dirilis nanti siang diekspektasikan akan mengalami deflasi sekitar 0,11% secara bulanan," kata Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C Permana kepada Katadata.co.id, Kamis (1/8).
Jika deflasi terjadi pada Juli 2024, menurut Fikri, akan terjadi secara beruntun selama tiga bulan. Ia khawatir hal tersebut dipengaruhi daya beli masyarakat yang melemah.
"Ini dikhawatirkan daya beli yang menurun karena kalau memang deflasi, ini tiga bulan berturut-turut menjadi hal yang tidak biasa di Indonesia," ujar Fikri.
Penurunan Harga Komoditas Pangan
Senada dengan Fikri, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede juga memperkirakan akan terjadi deflasi pada Juli 2024. Hal itu sejalan dengan penurunan signifikan pada beberapa harga komoditas pangan.
Josua memproyeksikan, IHK pada Juli 2024 diperkirakan mencatat deflasi bulanan sebesar 0,07%. "Ini melanjutkan tren deflasi yang terjadi pada dua bulan sebelumnya yaitu 0,08% dan 0,03% secara month to month," kata Josua.
Penurunan ini dipengaruhi potensi deflasi kelompok harga bergejolak di tengah penurunan harga beberapa komoditas pangan. Terutama cabai merah dan bawang merah yang masing-masing turun 14,10% secara bulanan dan 19,77% karena peningkatan pasokan yang masih dipengaruhi oleh musim panen.
Sementara bahan makanan lain yang mengalami deflasi antara lain daging ayam ras, daging sapi, telur ayam ras, dan bawang putih. Sebaliknya, Josua menyebut komoditas pangan yang mengalami kenaikan harga antara lain beras, cabai rawit, dan minyak goreng.
"Secara keseluruhan, kami memperkirakan kelompok harga bergejolak akan mengalami deflasi sebesar 1,27% secara bulanan," ujar Josua.
Deflasi bulanan pada Juli 2024 tertahan karena faktor musiman liburan sekolah dan tahun ajaran baru. Faktor tersebut dapat menyebabkan peningkatan biaya transportasi dan pendidikan sehingga mendukung inflasi pada kelompok harga diatur pemerintah dan inflasi inti.
"Kami memperkirakan IHK kelompok harga yang diatur pemerintah dan IHK inti akan mencatat tingkat inflasi masing-masing sebesar 0,14% secara bulanan dan 0,16% secara bulanan," kata Josua.