Setoran Pajak Anjlok 5,7%, Sri Mulyani Soroti Penurunan PPh Nonmigas

Rahayu Subekti
14 Agustus 2024, 12:50
Sri Mulyani
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/tom.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (tengah) menyampaikan pemaparan saat konferensi pers APBN KiTa Edisi Agustus 2024 di Jakarta, Selasa (13/8/2024). Menteri Keuangan mengatakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengalami defisit Rp93,4 triliun atau 0,41 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) per Juli 2024.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan realisasi penerimaan pajak mencapai Rp 1.045,32 triliun hingga Juli 2024. Hanya saja penerimaan pajak tersebut anjlok 5,79% jika dibandingkan Juli 2023 sebesar Rp 1.109,1 triliun. 

“Akumulasi perkembangan penerimaan pajak sudah 52,56% dari target APBN atau sebesar Rp 1.045,32 triliun," kata Sri Mulyani saat konferensi pers APBN KiTA, Selasa (13/8).

Penurunan tersebut disebabkan terkontraksinya pajak penghasilan atau PPh migas sebesar 13,21% menjadi Rp 39,32 triliun. Angka tersebut menunjukan sekitar 51,49% dari target penerimaan tahun ini.

Pertumbuhan negatif juga terjadi pada penerimaan PPh nonmigas. Dalam laporannya, penerimaan PPh nonmigas turun 3,04% menjadi Rp 593,76 triliun atau 55,84% dari target penerimaan pajak 2024.

Meskipun mengalami kontraksi secara tahunan, Sri Mulyani menyebut penerimaan pajak tetap tumbuh 1,68% secara bulanan. Kementerian Keuangan mencatat penerimaan pajak mencapai Rp 1.028,04 triliun pada Juni 2024.

"Terjadi kenaikan dibandingkan bulan lalu yang kita harap momentumnya terjaga di enam bulan ini," kata Sri Mulyani.

Ekonomi RI Dorong Penerimaan Pajak

Di sisi lain, Sri Mulyani mengaku penerimaan pajak per Juli 2024 tetap menjadi kabar baik setelah pada bulan lalu sempat tertekan. “Kalau kita lihat dari sisi pajak ini ada berita positif yang mulai menunjukkan ekonomi mulai turn around. Beberapa cerita saya sampai Juni kan masih tekanan pajaknya,” ujar Sri Mulyani.

Bendahara negara itu menyebut setoran pajak yang membaik adalah jenis pajak pertambahan nilai atau PPN. Begitu juga dengan pajak penjualan atas barang mewah atau PPnBM yang mengalami peningkatan.

"Good news, PPN dan PPnBM Rp 402,16 triliun. Ini 49,57% dari target, ini bruto tumbuh 7,34%. Ini bagus berarti ekonomi tumbuh walaupun ada restitusi yang bikin netonya negatif, tapi brutonya tumbuh baik di 7,34%," kata Sri Mulyani.

Di sisi lain, pajak bumi bangunan (PBB) dan pajak lainnya juga tumbuh positif. Per Juli 2024, pajak bumi bangunan dan pajak lainnya tercatat sebesar Rp 10,07 triliun atau sebesar 26,7% dari target dan tumbuh 4,14% secara bulanan.

Reporter: Rahayu Subekti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...