Tim Prabowo Ungkap Strategi Mencapai Pertumbuhan Ekonomi 8% dalam 5 Tahun
Presiden terpilih Prabowo Subianto telah menyiapkan tiga strategi khusus untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi hingga 8% dalam lima tahun (2025-2029). Target ini termasuk tinggi di tengah pertumbuhan ekonomi yang masih di kisaran 5%.
Editor Buku Gagasan Strategis Prabowo Subianto: Strategi Transformasi Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045 sekaligus politikus partai Gerindra Dirgayuza Setiawan mengungkapkan, strategi pertumbuhan ekonomi di era Prabowo dalam tiga opsi trek.
Trek pertama, attrack internasional leaders yang melibatkan aktivitas perusahaan besar global. Trek kedua, energize domestic champions dengan melibatkan perusahaan besar di Indonesia.
Sementara trek ketiga adalah empowe small and medium enterprise dengan mendorong aktivitas pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Ketiga trek ini membutuhkan kolaborasi antara pemerintah dengan swasta.
"Kita membagi tiga trek ini sesuai kebutuhan modal, kebutuhan teknologi, kemampuan sumber daya manusia (SDM) dan kebutuhan integrasi rantai pasok global. Semakin keluar, maka semakin besar untuk dikerjakan dalam skala besar," kata Dirgayuza ketika menyambangi kantor Katadata di Jakarta, Rabu (14/8).
Dia menyampaikan, bahwa desain tiga trek ini punya keterhubungan. Misalnya, apa yang dikerjakan oleh trek satu atau perusahaan global, maka perlu melibatkan perusahaan Indonesia. Kemudian trek selanjutnya juga harus melibatkan UMKM.
Program Hilirisasi Nikel
Pada paparannya, Dirgayuza mencontohkan peluang trek satu dalam program hilirisasi nikel berdasarkan kebutuhan global dalam lima tahun ke depan. Dalam hal ini, penjualan mobil listrik dunia diprediksi naik menjadi 43 juta unit per tahun di 2030.
"Kapasitas produksi mobil listrik dunia baru mencapai 20 juta mobil per tahun di 2024," kata Dirgayuza.
Untuk itu, dia melihat kemampuan Indonesia sebagai negagara dengan cadangan nikel terbesar, dan memiliki komponen krusial dan produksi baterai mobil listrik. Selain itu, Indonesia juga bisa bermitra dengan Australia yang memiliki cadangan lithium untuk memproduksi baterai.
Bahkan, Indonesia telah berpatner atau bekerja sama dengan produsen mobil listrik dunia, di antaranya dengan Hyundai, Wulling, BYD dan Chery. Salah satunya terlihat dari pendirian pabrik mobil hyundai di Bekasi.
Pabrik seluas 77 hektar ini memproduksi 150 ribu per tahun, dengan memproduksi empat tipe mobil yaitu Ioniq, Creta, Stargaze dan Santa FE. Lebih dari 50% produksi pabrik untuk ekspor ke 70 negara, di mana permintaan Hyundai di Afrika dan Timur Tengah berasal dari pabrik Bekasi.
"Keseluruhan kebutuhan listrik pabrik, didapatkan dari energi terbarukan yaitu pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap dan renewable energy certificate (REC) dari PLN," ujarnya.
Program Makan Bergizi Gratis
Dalam kesempatan itu, dia juga menyampaikan program makan bergizi gratis yang diusung oleh Prabowo. Program ini menargetkan 82 juta orang penerima makan bergizin, mencakup 44 juta anak usia sekolah, 4 juta santri, 30 juta balita dan 4 juta ibu hamil.
Sebanyak 44 juta anak dari 439 ribu sekolah mendapat pelayanan 48 ribu dapur/unit layanan. Program ini juga membutuhkan karbohidrat setara 1,9 juta ton beras, protein setara 5,6 juta ton daging dan teluar ayam, serta 3,3 juta ton buah, begitu juga 1,8 juta ton sayuran per tahun.
Rencananya, program ini melibatkan banyak pihak. Pertama, bahan makanan akan diusahakan dari petani, peternak, nelayan dan UMKM di dekat sekolah. Kedua, susu berasal dari peternak di deket sekolah atau produksi dalam negeri.
Ketiga, makanan dimasak oleh ibu-ibu koperasi yang tinggal di deket unit layanan. Sementara dari anggaran, akan diberikan langsung dari pemerintah pusat ke unit layanan.
Sedangkan dari sisi menu, disesuaikan dengan produksi pangan unggulan lokal di dekat sekolah. Kemudian untuk kalori dan protein akan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan anak dan ibu hamil.
Dengan berbagai upaya itu, diharapkan program makan bergizi gratis dapat berkontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB). Untuk tahun pertama, pemerintah menargatkan kontribusi program ini mencapai 0,3% dari PDB.
"Di tahun terakhir, kalau sudah diterapkan seluruhnya, maka bisa berkontribusi 1% dari PDB," ujar Dirgayuza.
Mendorong PDB Indonesia
Secara umum, Dirgayuza optimistis pertumbuhan ekonomi 8% bisa tercapai, terutama dari investasi swasta beyond PHTC. Dibarengi dengan peningkatan investasi asing langsung (FDI) karena keterbatasan pendanaan dalam negeri.
Selain itu, pemerintah juga akan fokus ke industri ekspor untuk mempertahankan nilai tukar rupiah. Kemudian fokus ke usaha hijau untuk mencapai target nationally determined contribution (NDC) 2030 bisa turun 32% dari garis dasar (baseline).
Itu semua juga perlu didorong dengan tambahan PDB sebesar Rp 13.000 triliun, atau setara Rp 2.600 triliun per tahun pada periode pertama pemerintahan Prabowo. Dengan cara itu, target pertumbuhan ekonomi 8% bisa tercapai.
"Untuk keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah, ekonomi Indonesia juga harus tumbuh minimal 6%-7% selama 20 tahun," kata dia.