Rupiah Potensi Menguat, Investor Meyakini The Fed Masih Agresif Turunkan Bunga
Sejumlah analis memproyeksikan peluang rupiah menguat pada hari ini masih terbuka. Pergerakan rupiah dipengaruhi keyakinan investor bahwa Bank Sentral AS, Federal Reserve atau The Fed, masih akan agresif menurunkan suku bunganya.
“Sikap Powell dan pejabat The Fed lainnya yang semalam menolak memberikan pernyataan mengenai kebijakan moneter ditanggapi investor sebagai sinyal akan kebijakan The Fed kedepannya yang mungkin masih akan tetap agresif menurunkan suku bunga,” kata analis komoditas dan mata uang, Lukman Leong, kepada Katadata.co.id, Jumat (27/9).
Lukman memperkirakan rupiah akan menguat terhadap dolar AS yang berbalik melemah. Meskipun sebelumnya dolar AS sempat menguat setelah revisi pada data produk domestik bruto AS yang menunjukkan penjualan barang tahan lama lebih kuat dari perkiraan, serta data klaim pengangguran AS yang juga lebih baik.
“Rupiah hari ini diproyeksi menguat pada kisaran 15.050 per dolar AS hingga 15.200 per dolar AS,” ujar Lukman.
Berdasarkan data Bloomberg pukul 09.30 WIB, rupiah berada pada level 15.138 per dolar AS. Level tersebut menunjukan penurunan 27 poin atau 0,18% dari penutupan sebelumnya.
Senada dengan Lukman, Senior Economist KB Valbury Sekuritas, Fikri C Permana, juga meramal rupiah akan menguat hari ini. “Rupiah kemungkinan ada ruang terapresiasi hari ini berada antara 15.020 hingga 15.220 per dolar AS,” kata Fikri.
Meskipun begitu, Fikri menyebut ada beberapa hal yang perlu diwaspadai karena akan mempengaruhi pergerakan rupiah. Saat ini, tensi di Timur Tengah masih tinggi. Selain itu terdapat faktor perkembangan lelang SRBI hari ini dapat mempengaruhi pergerakan rupiah.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan konflik di Timur Tengah bisa menjadi pemicu lagi penguatan dolar AS. “Ini karena perpindahan ke aset safe haven,” kata Ariston.
Untuk itu, Ariston mewaspadai masih ada peluang pelemahan rupiah dari kondisi tersebut. Ariston memprediksi pelemahan rupiah hari ini akan berkisar pada level Rp 15.180 per dolar AS dengan potensi support di kisaran 15.080 per dolar AS.