Rupiah Terancam Melemah Akibat Tarif Impor Trump dan Risiko Perang Dagang

Rahayu Subekti
18 Februari 2025, 09:26
Rupiah
Katadata/Fauza Syahputra
Petugas menunjukkan mata uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Rabu (5/2/2025). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu ditutup menguat 58 poin atau 0,36 persen menjadi Rp.16.293 per dolar AS dari sebelumnya Rp.16.351 per dolar AS.

Ringkasan

  • Ekonomi memproyeksikan pelemahan rupiah terhadap dolar AS akibat kekhawatiran perang dagang global dan potensi inflasi di AS, yang dapat menghambat penurunan suku bunga oleh The Fed.
  • Sentimen negatif ini menyebabkan rupiah melemah pada pembukaan perdagangan, turun ke level Rp 16.236 per dolar AS.
  • Meski melemah, beberapa analis melihat peluang penguatan rupiah terbatas karena indeks dolar datar dan ada perkembangan positif dalam perundingan perdamaian Rusia-Ukraina, serta neraca perdagangan Indonesia yang membaik.
! Ringkasan ini dihasilkan dengan menggunakan AI
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Sejumlah ekonom memproyeksikan pelemahan rupiah terhadap dolar AS pada hari ini. Pengamat pasar uang Ariston Tjendra menilai pelemahan ini disebabkan oleh kekhawatiran atas berlanjutnya perang dagang global akibat kebijakan tarif impor dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

"Penguatan dolar AS terhadap mata uang lainnya dibayangi oleh kekhawatiran perang dagang akibat kebijakan tarif impor baru Presiden Trump," ujar Ariston kepada Katadata.co.id, Selasa (18/2).

Ia mencatat indeks dolar AS pada pagi ini sedikit lebih kuat dibandingkan sebelumnya, yakni di kisaran 106,88.

Ariston menjelaskan bahwa kenaikan tarif ini berpotensi menyebabkan inflasi di AS, yang dapat mendorong Bank Sentral AS (The Fed) untuk tidak memangkas suku bunga acuannya lebih lanjut.

"Ekspektasi kebijakan The Fed tersebut juga dijelaskan secara implisit oleh dua petingginya semalam, yaitu Michelle Bowman dan Patrick Harker," ujarnya.

Akibat sentimen tersebut, Ariston memproyeksikan rupiah berpotensi mengalami tekanan terhadap dolar AS. Setelah menyentuh support di kisaran Rp 16.190 per dolar AS kemarin, ia memprediksi rupiah melemah ke level Rp 16.260 hingga Rp 16.280 per dolar AS.

Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg pada pukul 09.03 WIB, rupiah dibuka melemah pada level Rp 16.236 per dolar AS, turun 8,50 poin atau 0,05% dari penutupan sebelumnya.

Masih Ada Peluang Penguatan Rupiah

Analis Doo Financial Futures Lukman Leong, memperkirakan rupiah akan berkonsolidasi dengan potensi menguat terbatas. Indeks dolar terpantau datar di tengah perdagangan yang sepi akibat libur di AS.

"Rupiah hari ini bisa berada pada kisaran Rp 16.150 hingga Rp 16.250 per dolar AS," ujar Lukman.

Senior Economist KB Valbury Sekuritas, Fikri C Permana, juga melihat peluang rupiah untuk menguat. "Rupiah masih bisa melanjutkan penguatan ke level Rp 16.100 hingga Rp 16.300 per dolar AS," ujarnya.

Menurut Fikri, faktor yang mendukung penguatan rupiah adalah perkembangan positif dalam perundingan perdamaian Rusia-Ukraina.

Selain itu, Fikri menilai bahwa neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2025 yang lebih baik dibanding bulan sebelumnya akan memberikan dampak positif terhadap pergerakan rupiah.

"Saya juga mengharapkan lelang surat utang negara (SUN) akan ramai hari ini, yang bisa mendukung penguatan rupiah," ujarnya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Rahayu Subekti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...