Beban Ganda PLN dari Sistem Take or Pay Seiring Transisi ke EBT

Image title
31 Agustus 2021, 14:22
pln, listrik, take or pay, ebt, plts
Donang Wahyu|KATADATA
Petugas PLN mengecek panel surya di rumah pelanggan di Jalan Mangunsankoro, Menteng, Jakarta Pusat.

Pemerintah saat ini tengah gencar mendorong pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap secara masif. Namun seiring masuknya listrik dari pembangkit energi baru terbarukan (EBT) itu ke dalam sistem PLN, maka biaya pokok penyediaan listrik (BPP) juga akan naik.

Direktur Tropical Renewable Energy Center, Universitas Indonesia, Dr.-Ing Eko Adhi Setiawan mengatakan bahwa pengembangan PLTS atap akan signifikan dalam mengejar target bauran EBT 23% pada 2025. Namun pasokan listrik PLN akan semakin besar.

Advertisement

Sementara, dalam kontrak jual-beli listrik dengan produsen listrik swasta (Independent Power Producer/IPP), PLN menggunakan skema take or pay, yang artinya dipakai tak dipakai perusahaan harus membayar listrik secara penuh sesuai kontrak.

"Ini akan membuat permintaan listrik PLN ke swasta berkurang Otomatis ketika PLTS makin besar IPP makin kecil dan PLN tetap harus bayar penuh. Ini menimbulkan kenaikan BPP," kata dia dalam diskusi secara virtual, Selasa (31/8).

Oleh sebab itu, ia mengusulkan agar skema take or pay dapat diubah atau ditinjau kembali. Karena dalam kondisi tersebut, skema ini hanya akan menguntungkan IPP dan merugikan PLN. Namun untuk memodifikasi aturan ini tantangannya cukup berat, terutama dari pihak-pihak yang diuntungan skema take or pay.

Eko menyarankan agar persoalan ini sebaiknya dapat didiskusikan lintas kementerian. Tidak Kementerian ESDM saja, tapi juga Kementerian BUMN dan Kementerian Keuangan.

"Menurut saya ini perlu ditinjau kembali agar PLN tidak terbebani. Ini yang sangat sulit sekali. Ini banyak 'hantu'-nya dan gede-gede orang di sana. Memang konsekuensi logis. Ini program pemerintah. Ini harus kompak," katanya.

PLN menyampaikan bahwa kebijakan take or pay tak hanya membuat tagihan pembelian listrik dari IPP membengkak, tetapi juga melambungkan cadangan daya hingga kini sudah mencapai 50%.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement