Asia Dalam Sorotan COP26 Karena Bangun Ratusan PLTU Batu Bara Baru

Happy Fajrian
1 November 2021, 17:32
pltu, cop26, indonesia, cina, india, emisi karbon
ANTARA FOTO/Jojon/wsj.
Foto udara area Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di wilayah Tanjung Tiram, Kecamatan Moramo Utara, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara.

Negara-negara Asia menjadi sorotan dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) iklim PBB COP26 di Glasgow, Skotlandia. Pasalnya, nyaris 200 pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang berbahan bakar batu bara tengah dalam proses konstruksi di benua kuning.

Salah satu agenda COP26 yaitu mempercepat pensiunnya PLTU dan menurunkan konsumsi batu bara. Sebab, batu bara dianggap sebagai pencemar berat. Pengoperasian ratusan PLTU itu akan menghasilkan sekitar 28 miliar ton emisi karbon setidaknya selama 30 tahun ke depan yang mengancam upaya pencegahan perubahan iklim global.

Advertisement

Batu bara merupakan salah satu dari sekian banyak isu yang menjadi perselisihan antara negara maju dan negara berkembang terkait upaya pencegahan perubahan iklim. Banyak negara maju yang sudah mempensiunkan PLTU untuk menurunkan emisi.

Amerika Serikat, misalnya, sejak 2000 telah mempensiunkan 301 PLTU. Sedangkan menurut data Global Energi Monitor (GEM), lebih dari 90% dari 195 PLTU yang akan dibangun di dunia berlokasi di Asia, terutama Cina (95), India (28), dan Indonesia (23).

Ini menunjukkan konsumsi batu bara di Asia masih akan terus meningkat untuk memenuhi kebutuhan energi. Meskipun beberapa PLTU yang dibangun ini akan menggantikan PLTU lama yang tingkat emisinya lebih tinggi.

“Penyelesaian PLTU yang konstruksinya sudah berjalan di negara-negara ini akan mendongkrak permintaan batu bara dan emisinya,” kata analis Centre for Research on Energy and Clean Air, Lauri Myllvitra, seperti dikutip Reuters, Senin (1/11).

Ratusan PLTU ini akan menghasilkan 28 miliar ton CO2, hanya 2 miliar ton lebih rendah dari total produksi gas berbahaya tersebut dari semua sumber pada 2020 yang mencapai 32 miliar ton.

Kapasitas energi baru terbarukan (EBT) yang dihasilkan di seluruh dunia sebenarnya mengalami peningkatan yang signifikan. Meski demikian, batu bara tetap menjadi sumber energi primadona perekonomian global.

Terutama di Asia, di mana porsi batu-bara dalam bauran energinya bisa mencapai dua kali lipat rata-rata dunia. Menurut data BP Statistical Review of World Energy, lebih dari 35% sumber energi dunia pada 2020 berasal dari batu bara. Sisanya, gas alam (25%), PLTA (16%), nuklir 10%, dan 12% EBT.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement