Kekhawatiran Omicron Dorong Harga Minyak RI Turun 8,44% Jadi US$ 73,36

Image title
6 Januari 2022, 14:58
harga minyak, varian omicron,
KATADATA
Kilang Minyak.

Kementerian ESDM menetapkan harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) pada Desember 2021 sebesar US$ 73,36 per barel, turun US$ 6,77 atau 8,44% dibandingkan bulan sebelumnya di level US$ 80,13. Harga minyak jenis Sumatera light crude (SLC) juga turun US$ 7,12 dari US$ 80,15 menjadi US$ 73,03 per barel.

Tim Harga Minyak Mentah Indonesia, menyampaikan penurunan ini antara lain dipengaruhi oleh pelaku pasar yang menanggapi secara berlebihan atas ketidakpastian kondisi pasar, terutama terkait peningkatan kasus Covid-19 varian Omicron.

Munculnya varian Omicron, inflasi, pelepasan cadangan strategis dan berlanjutnya kenaikan produksi OPEC+, dan penguatan nilai tukar dolar terhadap mata uang utama dunia membuat turunnya minat investor pada komoditas minyak turun ke level terendah dalam beberapa tahun dan mendorong aksi ambil untung di saat harga masih tinggi.

Munculnya varian Omicron, yang menyebar dengan cepat pada awal Desember 2021 dan penetapan WHO atas varian virus Covid-19 Omicron sebagai varian of concern di beberapa kawasan seperti Afrika Selatan, Eropa, Amerika, dan Asia, menyebabkan negara-negara di Eropa, Australia, Cina kembali membatasi aktivitas.

“Hal tersebut menyebabkan kekhawatiran terjadinya penurunan aktivitas ekonomi dan penurunan permintaan minyak mentah global serta ekspektasi pasar agar OPEC+ menunda keputusan untuk tetap melanjutkan peningkatan produksi minyak,” demikian kata Tim Harga Minyak dalam keterangannya, Kamis (6/1).

Energy Information Administration (EIA) melaporkan adanya kenaikan stok gasoline/bensin sebesar 7,3 juta barel menjadi 222,7 juta barel dibandingkan November 2021. Ini seiring menurunnya permintaan secara musiman yang diperkuat dengan pengetatan aktivitas akibat sebaran varian Omicron.

EIA dalam laporan Desember 2021 menyatakan bahwa pasokan minyak mentah global akan melebihi permintaan, terutama akibat peningkatan produksi AS seiring peningkatan aktivitas pengeboran dan peningkatan produksi OPEC+ sebesar 450.000 barel per hari.

Sementara, laporan Desember 2021 EIA menyebutkan rata-rata permintaan minyak mentah global 2021 turun 100.000 barel per hari dibanding laporan bulan sebelumnya. Hal ini akibat peningkatan kasus Covid-19 yang berdampak terutama pada penurunan aktivitas penerbangan dan konsumsi bahan bakar jet.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...