Embargo Minyak Rusia Kerek Harga Minyak Indonesia 7% jadi US$ 109,61
Harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) bulan Mei naik US$ 7,10 per barel atau 6,93% menjadi US$ 109,61 per barel dibandingkan bulan sebelumnya US$ 102,51 per barel. Kenaikan ICP dipicu embargo minyak mentah dan produk minyak Rusia oleh Uni Eropa (UE).
UE melarang impor minyak mentah Rusia secara bertahap dalam enam bulan dan produk olahan minyak dalam delapan bulan sebagai sanksi atas invasi Rusia ke Ukraina. Sanksi ini memicu kenaikan harga minyak mentah dunia.
“Harga rata-rata Minyak Mentah Indonesia untuk bulan Mei 2022 ditetapkan sebesar US$ 109,61 per barel,” bunyi diktum keempat Keputusan Menteri ESDM Nomor 54.K/MG.03/DJM/2022 tentang Harga Minyak Mentah Indonesia Bulan Mei 2022, dikutip Jumat (3/6).
Berdasarkan ringkasan eksekutif Tim Harga Minyak Mentah Indonesia, kenaikan harga minyak mentah utama di pasar internasional dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Pertama, embargo minyak Rusia oleh Eropa yang meningkatkan kekhawatiran pasar dan mengakibatkan semakin terganggunya pasokan minyak mentah global. Ini terjadi di tengah ketatnya di saat permintaan BBM dan bahan bakar jet menjelang puncak summer driving season di AS dan Eropa meningkat.
“Selain itu, keterbatasan pasokan minyak mentah global dikarenakan produksi OPEC+ lebih rendah 1,5 juta bopd dibandingkan kuota produksi,” dikutip dari ringkasan eksekutif tersebut.
Peningkatan harga minyak internasional juga dipengaruhi oleh permintaan. Berdasarkan laporan OPEC bulan Mei 2022, terdapat peningkatan proyeksi pertumbuhan permintaan minyak mentah dunia pada tahun 2022 sebesar 3,4 juta bopd, yang dihasilkan dari membaiknya aktifitas ekonomi, mobilitas dan industri secara global.
Permintaan akan minyak mentah OPEC direvisi mengalami peningkatan sebesar 100 ribu bopd, menjadi sebesar 29 juta bopd, lebih tinggi 800 ribu bopd bila dibandingkan 2021.
Sementara itu International Energy Agency (IEA) pada Mei juga melaporkan bahwa permintaan minyak dunia untuk tahun ini diperkirakan meningkat rata-rata 1,8 juta bopd menjadi 99,4 juta bopd.
Faktor lainnya adalah dalam laporan stok mingguan EIA (U.S. Energy Information Administration) untuk bulan Mei 2022, terjadi penurunan stok gasoline sebesar 8,9 juta barel menjadi 219,7 juta barel atau terendah sejak Desember 2021, bila dibandingkan bulan April 2022.
Harga minyak juga dipengaruhi oleh ketegangan geopolitik di Timur Tengah seiring Iran menyita 2 kapal tanker Yunani sebagai balasan atas penyitaan minyak mentah Iran oleh AS di perairan Yunani.
Hal ini meningkatkan kekhawatiran akan terganggunya pasokan minyak mentah via Selat Hormuz yang dilalui oleh sepertiga minyak mentah perdagangan dunia.
Terakhir, menurunnya nilai tukar Dollar AS, seiring meredanya kekhawatiran akan resesi global dan investor menurunkan ekspektasi atas kenaikan suku bunga AS yang agresif.
Sementara untuk kawasan Asia Pasifik, peningkatan harga minyak mentah juga dipengaruhi oleh rencana pembukaan kembali secara bertahap pusat komersial Cina, Shanghai, setelah penerapan lockdown yang ketat selama 2 bulan dan permintaan petrokimia yang kuat di Cina dan India, juga peningkatan mobilitas regional yang lebih kuat khususnya di Korea Selatan, Indonesia dan India.
Selengkapnya perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama pada bulan Mei 2022 dibandingkan bulan April 2022 sebagai berikut:
- Dated Brent naik sebesar US9,23 per barel dari US$104,39 per barel menjadi US$113,62 per barel.
- WTI (Nymex) naik sebesar US$7,62 per barel dari US$101,64 per barel menjadi US$109,26 per barel.
- Brent (ICE) naik sebesar US$6,04 per barel dari US$105,92 per barel menjadi US$111,96 per barel.
- Basket OPEC naik sebesar US$8,23 per barel dari US$105,64 per barel menjadi US$113,87 per barel.