Uni Eropa Embargo Minyak Rusia, Bagaimana Dampaknya ke Indonesia?

Muhamad Fajar Riyandanu
3 Juni 2022, 14:03
minyak rusia, uni eropa, indonesia, harga minyak
Dok. Chevron
Ilustrasi.

Uni Eropa (UE) resmi mengembargo impor minyak Rusia secara bertahap hingga setop sepenuhnya pada akhir 2022. Kebijakan ini dinilai akan berdampak pada perekonomian dunia, tak terkecuali Indonesia.

Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan, mengatakan dampak kebijakan larangan impor minyak Rusia akan menimbulkan konsekuensi tidak langsung terhadap Indonesia yang menurutnya sudah terasa saat ini.

Mamit menjelaskan, adanya penyetopan impor minyak Rusia yang dikirim lewat laut tersebut akan memancing kenaikan harga minyak dunia. Mengutip laporan Bloomberg pada Jumat (3/6) pagi, harga minyak mentah jenis Brent berada di level US$ 117,63 per barel. Sementara minyak mentah jenis WTI berada di harga US$ 166,74 per barel.

Tingginya harga minyak dunia secara otomatis akan meningkatkan beban subsidi dan kompensasi yang musti ditanggung pemerintah. Apalagi saat ini Indonesia menjadi negara importir bersih (net importer) minyak.

"Kenaikan harga minyak akan berdampak pada nilai impor BBM kita yang akan mengalami kenaikan," kata Mamit kepada Katadata.co.id, Jumat (3/6). Simak perkembangan harga minyak dunia pada databoks berikut:

Kenaikan nilai impor kemudian dapat berimplikasi pada pelemahan nilai tukar rupiah karena pemerintah harus mengeluarkan dolar lebih banyak untuk impor BBM. Neraca transaksi berjalan Indonesia akan terdampak lantaran harga produk olahan dari minyak akan naik.

"Kalau BBM acuannya memnggunakan MOPS atau Argus dan itu akan selalu mengikuti Brent. Jadi kalau Brent naik, mereka juga naik," sambung Mamit.

Hal tersebut dinilai akan menambah beban Pertamina kerena membeli produk maupun minyak mentah dengan harga yang tinggi. Apalagi pemerintah selalu lambat dalam membayarkan kompensasi BBM kepada Pertamina.

Meskipun harga komoditas BBM umum mengalami penyesuaian harga, kenaikan tersebut belum berdampak pada membaiknya keuangan Pertamina. "Kalau tidak ada pembatasan pastinya beban kompensasi dan beban subisidinya akan meningkat dan pastinya kenaikan harga minyak akan berdampak pada keuangan APBN kita," ujarnya.

Jika harga minyak terus berada di atas US$ 110 per barel, Mamit memperkirakan akan kembali terjadi kenaikan harga di BBM umum seperti Pertamax, Pertamina Dex, Pertamax Turbo dan Dex lite.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...