Sebulan Jelang Sanksi, Impor Batu Bara Uni Eropa dari Rusia Anjlok 48%

Happy Fajrian
15 Juli 2022, 16:40
batu bara, impor batu bara, ekspor batu bara, harga batu bara, eropa, rusia, uni eropa
KATADATA/AJENG DINAR ULFIANA
Ilustrasi tambang batu bara.

Uni Eropa telah mengurangi secara drastis impor batu bara termal dari Rusia, sebulan menjelang larangan impor penuh pada Agustus. Ini semakin menambah kekhawatiran atas krisis energi yang memburuk di blok ekonomi terbesar di dunia itu.

Sepanjang bulan Juni, Eropa hanya mengimpor 1,7 juta ton batu bara dari Rusia yang digunakan untuk pembangkit listrik, turun 48% dibandingkan bulan sebelumnya. Menurut konsultan komoditas CRU, ini menandai penurunan bulanan terbesar sejak 2019.

Penurunan impor pada Juni juga terjadi setelah kenaikan impor yang stabil selama tiga bulan berturut-turut. Analis pasar komoditas CRU Dmitry Popov mengatakan selama periode tersebut Eropa tengah menimbun pasokan dari Rusia jelang larangan impor penuh pada Agustus.

Ekonomi Eropa termasuk Jerman dan Austria menjadi semakin bergantung pada batu bara karena pasokan gas Rusia yang terbatas dalam beberapa bulan terakhir. Negara-negara tersebut berencana untuk menggunakan pembangkit listrik tenaga batu bara tahun ini untuk menutupi kekurangan gas.

Ini berarti bahwa pengurangan impor dari Rusia kemungkinan akan menaikkan biaya energi menjelang musim dingin. Popov mengatakan bahwa pembeli Eropa terus meningkatkan volume pembelian berdasarkan kesepakatan yang ada pada bulan April dan Mei.

“Beberapa telah meminta semua volume terkontrak mereka untuk dikirim lebih cepat dari jadwal sehingga mereka dapat menyimpan sebelum larangan. Kami mendengar tidak ada cukup penyimpanan untuk bijih besi karena ruang telah diambil oleh batu bara,” kata Popov seperti dikutip Financial Times, Jumat (15/7).

Batu bara semakin dilirik oleh beberapa negara Eropa sebagai solusi jangka pendek untuk menggantikan gas Rusia. Aliran gas dari Rusia sudah turun 60% dari kapasitas normalnya. Rencana pemeliharaan pipa Nord Stream 1 yang merupakan pipa gas utama Rusia ke Jerman selama 10 hari mulai 11 Juni, akan semakin membatasi pasokan.

Negara-negara seperti Jerman, Belanda, Austria, dan Prancis sedang menyiapkan pembangkit listrik tenaga batu bara mereka jika terjadi krisis energi darurat.

Komisi Eropa pada bulan April menyetujui larangan penuh atas impor semua bentuk batu bara Rusia, yang dijadwalkan mulai berlaku pada 10 Agustus. Kebijakan ini disebut mengurangi pendapatan Rusia dari penjualan batu bara sebesar € 8 miliar per tahun.

UE sudah mulai mencari sumber komoditas alternatif. Sejak awal Maret, UE mengimpor 15,8 juta ton batu bara termal dari negara-negara selain Rusia, naik 45% dibandingkan periode yang sama di pra-pandemi 2019. Menurut data perusahaan analisis komoditas, Kpler, peningkatan terbesar datang dari Afrika Selatan dan Australia.

“Pasokan batu bara berlimpah untuk sisa musim panas ini, tetapi ketergantungan yang lebih lama pada pembakaran batu bara untuk menggantikan gas berarti Eropa pada akhirnya harus mengisi pasokannya lagi,” kata Samantha Dart, ahli strategi energi senior di Goldman Sachs.

Dan pada saat itu, lanjut Dart, Eropa akan kesulitan mencari pasokan pengganti batu bara Rusia karena larangan impor sudah berjalan.

Myles Allsop, analis di UBS, mengatakan ada tanda tanya besar mengenai apakah Eropa dapat menemukan cukup pasokan untuk menggantikan impor batubara Rusia, serta menutupi kekurangan pasokan gas alam.

Mengutip data dari Argus Media, harga batubara termal di Eropa saat ini diperdagangkan sekitar US$ 400 per ton, naik dari US$ 130 pada tahun lalu. “Eropa mengimpor 35-40 juta ton batu bara termal dari Rusia pada 2021. Saya pikir kemampuan industri batu bara untuk mengisi kesenjangan, kekurangan daya, sangat menantang,” katanya.

Dia menambahkan bahwa tidak ada peningkatan dramatis dalam pasokan dari Kolombia, Afrika Selatan, Australia, dan AS. “Selain itu, Anda berpotensi perlu menemukan 20-30 juta ton untuk menggantikan gas. Itu mulai menjadi tantangan besar,” tambah Allsop.

Rusia, sementara itu, memperluas geografi pengekspornya ke luar Eropa. Penjualan ke negara-negara termasuk Cina dan India telah melonjak dibandingkan dengan tingkat pra-pandemi, menunjukkan bahwa pembeli mengambil keuntungan dari diskon besar pada batu bara Rusia.

Rusia mengekspor 13,7 juta ton batu bara termal lintas laut pada bulan Juni, angka tertinggi yang pernah tercatat. Ekspor ke Cina naik 24,8%, sementara Turki naik 10,9% dan India 7,7%.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...