Butuh Ratusan Ribu Hektare Lahan Untuk Pasok Biomassa Co-firing PLTU

Image title
15 Oktober 2021, 19:35
PLTU, biomassa, co firing, kementerian esdm
Katadata/Ratri Kartika
PLTU Muara Laboh.

Kementerian ESDM menyebut kebutuhan biomassa untuk program co-firing dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2021-2030 akan terus meningkat. Pada 2030 kebutuhannya diproyeksikan mencapai 11 juta ton per tahun.

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana menilai kebutuhan biomassa dari tahun ke tahun akan terus mengalami peningkatan. Misalnya, untuk tahun ini kebutuhannya diproyeksi sekitar setengah juta ton dan meningkat hampir tiga kali lipat di tahun depan menjadi 1,3 juta ton.

"Bicara angka, kalau dari RUPTL angkanya 2030 itu sampai 11 juta ton biomassa dalam satu tahun. Jadi silahkan saja dihitung kalau misalkan 1 hektar 10 ton maka perlu sekian ratus ribu hektar," kata dia dalam keterangan tertulis, Jumat (15/10).

Dadan menegaskan konsep berkelanjutan sangat penting dalam mengimplementasikan program ini. Untuk itu, bahwa pasokan biomassa tidak berdampak pada penebangan hutan secara berlebihan menjadi fokus utama pemerintah saat ini.

"Kami sedang menyusun indikator berkelanjutan, kita akan buat itu indikatornya apa. Supaya menjadi satu suara, apa yang dimaksud berkelanjutan itu," ujarnya.

Di samping itu, Dadan juga menjelaskan, meskipun sama sama dibakar dan mengeluarkan emisi gas rumah kaca seperti batu bara. Namun bedanya, emisi karbon yang dibakar dari biomassa dengan CO2 yang diserap oleh tanaman biomassa pada saat tumbuh jumlahnya sama.

"Jadi disebutnya carbon netral, secara total gak ada. Karena dulu sudah menyerap jadi sekarang dikeluarkan kembali," ujarnya.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...