Atasi Krisis Energi, Inggris akan Bangun Pembangkit Listrik Nuklir
Pemerintah Inggris berencana mendanai pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) sebagai bagian dari strategi untuk mencapai nol emisi karbon pada 2050, dan mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil yang menyebabkan krisis energi. Keputusan pendanaan tersebut akan diumumkan sebelum 2024.
Saat ini ada delapan PLTN di Inggris, namun tujuh di antaranya akan pensiun dan setop beroperasi pada 2035. Satu PLTN skala besar masih dalam tahap pembangunan, yakni Hinkley Point C. Jika rencana ini disetujui parlemen, PLTN Sizewell C di Suffolk, Inggris Timur akan dikembangkan dan melanjutkan operasionalnya.
Nantinya kapasitas Sizewell C akan ditingkatkan menjadi 3,2 gigawatt (GW), sehingga dapat memasok energi rendah karbon kepada sekitar 6 juta rumah selama 60 tahun ke depan. Selain itu pemerintah Inggris juga berencana membangun delapan PLTN baru.
“Kami berusaha untuk mencari persetujuan setidaknya untuk satu lagi proyek nuklir skala besar dalam beberapa tahun ke depan untuk memperkuat ketahanan energi dan menciptakan ribuan lapangan kerja baru,” kata juru bicara pemerintah Inggris, seperti dikutip dari The Telegraph, pada Senin (18/10).
Juru bicara tersebut menambahkan bahwa tenaga nuklir memiliki peran kunci dalam membangun sektor energi lokal yang kuat untuk mengurangi ketergantungan Inggris terhadap bahan bakar fosil, terutama gas yang harganya sangat volatil di pasar global.
Krisis energi yang melanda Eropa dan Inggris yang kekurangan bahan bakar telah mengungkap ketergantungan yang berlebihan kawasan ini pada energi tak terbarukan. Ini mendorong pemerintah Inggris untuk mengembangkan energi baru terbarukan yang bersih.
Menurut laporan The Telegraph, janji untuk mendanai pembangkit listrik tenaga nuklir baru ini masuk dalam strategi Net Zero yang telah lama ditunggu-tunggu. Dokumen sepanjang 150 halaman tersebut memaparkan strategi Net Zero mulai dari penghapusan kendaraan BBM hingga pengembangan energi hijau.
Sebelumnya Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan negaranya akan 100% beralih ke pembangkit listrik energi bersih dan terbarukan (EBT) pada 2035 sebagai bagian dari tujuannya untuk mencapai nol emisi karbon pada 2050.
Ia menyesali minimnya pengembangan di industri nuklir selama sepuluh tahun terakhir. Padahal, ia percaya nuklir sebagai sumber energi bersih yang menjadi salah satu dari 10 poin rencana revolusi industri hijau yang dicetuskan pada November tahun lalu.
Selama bertahun-tahun, Pemerintah Inggris dilaporkan memiliki minat yang besar untuk mendanai teknologi tenaga nuklir generasi berikutnya, khususnya reaktor modular kecil. Bahkan pemerintahan Johnson sempat mengadakan pembicaraan dengan Rolls-Royce terkait pengembangan teknologi tersebut yang didanai pemerintah.
Namun pada akhirnya tidak ada perkembangan signifikan yang dicapai Rolls-Royce dalam proyek tersebut. Padahal, pemerintah Inggris telah menyiapkan Advanced Nuclear Fund sebesar £ 385 juta (Rp 7,5 triliun), dengan £ 215 juta (Rp 4,2 triliun) disiapkan untuk teknologi pembangkit nuklir skala kecil.