Pertamina Bentuk Tim Kembangkan Teknologi Penangkapan Karbon CCUS
PT Pertamina (Persero) menyatakan keseriusannya dalam mengimplementasikan proyek penangkapan, penyimpanan, dan pemanfaatan karbon atau carbon capture, utilization, and storage (CCUS). Perusahaan energi pelat merah ini telah membentuk tim lintas fungsi untuk pengembangan teknologi itu.
Direktur Pengembangan dan Produksi Pertamina Hulu Energi Taufik Aditiyawarman mengatakan proses pembentukan tim lintas fungsi hingga kini masih berlangsung. Adapun, Subholding Power & New Renewable Energy PT Pertamina Power Indonesia (PPI) akan memimpin tim tersebut.
"Sedang dibentuk tim lintas fungsi di pertamina group. Di PHE, Research and Technology Center (RTC) sama PPI," kata dia di Wilayah Kerja Rokan, Rabu (4/1).
Menurut Taufik, pihaknya saat ini tengah melakukan perhitungan serta inventarisasi emisi gas rumah kaca di sektor hulu untuk penurunan emisi. Terutama yang dihasilkan dari kegiatan produksi migas.
"Katakanlah ada CO2 di JTB tuh kan raw gas nya hampir 40% sehingga yang terbuang lebih clean apakah kita dapat kredit gak dari itu? Itu belum ada petunjuk teknis (Juknis)," katanya.
Selain itu, Pertamina juga telah menggandeng ExxonMobil dalam mengembangkan teknologi rendah karbon ini. Rencananya, penerapan CCUS akan dimulai di Wilayah Kerja Blok Cepu yang saat ini dioperatori ExxonMobil Cepu Limited (EMCL).
Proyek CCUS ditargetkan dapat beroperasi pada 2026 mendatang. Pertamina sendiri sudah melakukan penerapan uji coba CCUS di beberapa lapangan gas. Beberapa di antaranya seperti lapangan Gundih dan lapangan Sukowati.
Sebelumnya, Pertamina memproyeksikan kebutuhan investasi untuk proyek CCUS di dua lapangan migas mencapai US$ 500 juta atau sekitar Rp 7,13 triliun. Dana tersebut di luar biaya yang akan dikeluarkan sepanjang CCUS beroperasi.
Secara rinci, kebutuhan investasi tersebut diperuntukkan untuk pembangunan pipa sepanjang 4 kilometer di lapangan Gundih. Terutama untuk membawa gas ke reservoir yang akan diinjeksikan.
Adapun kebutuhan investasi untuk di lapangan Sukowati untuk pembangunan pipa sekitar 30 kilometer. Sehingga secara total kebutuhan dana yang dibutuhkan mencapai US$ 500 juta, di luar dari biaya operasi.