Pertamina Dinilai Jadi Kunci Pengembangan Biodiesel Minyak Jelantah

Muhamad Fajar Riyandanu
28 Maret 2023, 14:16
pertamina, minyak jelantah, biodiesel
123rf.com
Ilustrasi minyak jelantah.

Traction Energy Asia mendorong PT Pertamina untuk mengambil peranan penting dalam upaya pemanfaatan minyak jelantah atau used cooking oil (UCO) menjadi biodiesel. Pertamina diharap bisa menjadi offtaker atau pengumpul hasil minyak goreng bekas yang diproduksi oleh masyarakat.

Hal ini dinilai sebagai langkah alternatif untuk menciptakan rantai pasok dan bisnis yang belum terbentuk di dalam ekosistem pemanfataan minyak jelantah menjadi bahan baku bahan bakar minyak (BBM).

Peneliti Traction Energy Asia, Refina Muthia, menjelaskan bahwa pemerintah masih belum memaksimalkan potensi minyak jelantah menjadi campuran bahan bakar nabati atau biodiesel karena belum ada lembaga resmi yang diberikan amanat untuk menghimpun minyak jelantah dari komunitas maupun masyarakat.

Untuk menjawab tantangan tersebut, Traction Energy Asia mendorong adanya model pengumpulan minyak jelantah lewat intervensi regulasi.

"Intervensi regulasi ini dimana Pertamina didorong untuk menjadi offtaker rantai niaga minyak goreng bekas untuk diproduksi menjadi biodiesel," kata Refina dalam diskusi daring bertajuk 'Inovasi Transisi Energi dengan Minyak Jelantah' pada Selasa (28/3).

Refina menjelaskan, SPBU-SPBU milik Pertamina bisa difungsikan sebagai titik pengumpulan minyak jelantah. SPBU tersebut bisa menjadi lokasi akhir yang dituju oleh para pengepul setelah mereka memeroleh minyak goreng bekas dari rumah tangga atau unit usaha mikro lainnya.

Dorongan ikut serta Pertamina dinilai tepat karena perusahaan migas pelat merah itu juga berkontribusi pada produksi Hydrotreated Vegetable Oil (HVO). Produk utama dari HVO dapat disebut sebagai green diesel atau D100 yang menjadi campuran produksi Biodiesel B30.

"Minyak jelantah itu akan dikumpulkan di SPBU terdekat milik pertamina untuk selanjutnya diangkut dan diproses di pengolahan fasilitas milik Pertamina," ujar Refina.

Kendati demikian, ada sejumlah tantangan lanjutan mengingat tidak semua SPBU Pertamina merupakan milik Pertamina secara an sich. Sehingga perlu adanya mekanisme kompensasi untuk mengontrol dan mengawasi jalannya rantai niaga minyak jelantah di SPBU Pertamina yang dimiliki oleh swasta.

"Jika tanpa ada insentif yang kuat untuk masyarakat dan pelaku usaha mungkin pengumpulan minyak jelantah akan sulit diimplementasikan," kata Refina.

Hasil studi Traction Energy Asia mencatat potensi ketersedian minyak jelantah dari rumah tangga dan unit usaha mikro di skala nasional sebesar 1,2 juta kiloliter (KL). Angka ini bisa menyumbang 8%-10% kebutuhan biodiesel nasional secara tahunan.

Adapun wilayah penghasil minyak jelantah terbanyak secara tahunan berasal dari area Jabodetabek dengan 154.763 KL, Bandung sebanyak 25.748 KL, Surabaya 13.958 KL, dan Bali sejumlah 4.458 KL.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Video Pilihan
Loading...

Artikel Terkait