Tekanan Inflasi Global Dorong Rupiah Melemah ke Rp 14.208 per Dolar

Abdul Azis Said
28 Oktober 2021, 09:34
nilai tukar, rupiah melemah, rupiah, inflasi
ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/rwa.
Karyawan menunjukkan uang dolar Amerika Serikat (AS) di tempat penukaran valuta asing, Jakarta, Rabu (6/1/2021).

Nilai tukar rupiah kembali dibuka melemah 0,12% ke level Rp 14.190 per US$ pada perdagangan pasar spot pagi ini, Kamis (28/10). Rupiah diramal masih akan melanjutkan pelkemahan ditengah tekanan inflasi global. Mengutip Bloomberg, rupiah terus melemah ke level Rp 14.208 hingga pukul 09.15 WIB.

Mayoritas mata uang Asia lainnya juga melemah. Dolar Singapura melemah 0,03%, bersama dolar Taiwan 0,15%, won Korea Selatan 0,18%, peso Filipina 0,11%, rupee India 0,09%, yuan Cina 0,17%, ringgit Malaysia 0,02%, dan bath Thailand 0,04%. Sementara yen Jepang menguat 0,22%, sedangkan dolar Hong Kong stagnan.

Analis pasar uang Ariston Tjendra memperkirakan rupiah akan terus melemah di kisaran Rp 14.200, dengan potensi penguatan di level Rp 14.150. Nilai tukar tertekan memburuknya ekspektasi pemulihan ekonomi dunia akibat lonjakan inflasi yang menghantui banyak negara.

"Kenaikan inflasi bisa memicu bank-bank sentral dunia mengetatkan kebijakan moneternya yang malah bisa menekan laju pertumbuhan ekonomi," kata Ariston kepada Katadata.co.id, Kamis (28/10).

Inflasi menjadi tekanan baru global di samping pandemi Covid-19 yang belum usai. Sejumlah negara seperti Amerika Serikat, sebagian besar negara-negara Eropa hingga Singapura menghadapi kenaikan harga-harga dalam beberapa bulan terakhir.

Menteri Keuangan Sri Mulyani juga berulang kali memperingatkan hambatan pada rantai pasok ditambah krisis energi memicu pemanasan pada inflasi. Ini menjadi salah satu kekhawatiran baru selain masalah krisis utang Evergande di Cina dan rencana tapering off bank sentral AS alias Fed.

Selain itu, kenaikan pada inflasi juga mendorong sejumlah bank sentral memperketat kebijakan moneternya. Bank sentral AS, The Fed diperkirakan akan memulai kenaikan suku bunga lebih cepat yakni pada akhir tahun depan. Bank sentral Inggris juga sudah memberi sinyal akan menaikkannya dalam waktu dekat. Terbaru bank sentral Kanada juga melihat bunga acuan bisa naik pada kuartal kedua tahun 2022.

Beberapa negara bahkan sudah lebih dulu memulai meninggalkan kebijkaan moneter longgar. Bank sentral Brazil sudah enam kali menaikkan suku bunganya sejak awal tahun. Pengetatan moneter juga sudah dilakukan bank sentral Korea Selatan, Selandia Baru dan Singapura.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...