Di sisi lain, masyarakat Indonesia seolah wajib menyertakan sambal saat makan dalam kesehariannya. Maka tak heran, harga cabai mudah melonjak saat musim hujan.

Pola ini sudah tampak selama bertahun-tahun. Pada awal musim hujan, Oktober 2018 misalnya, harga cabai tercatat menjadi penyumbang inflasi. Dari tingkat inflasi 0,28% saat itu, andil cabai mencapai 0,09%.

Cabai rawit bahkan memimpin kenaikan harga pada kelompok bahan pangan sepanjang 2018. Berikut tabelnya: 

Selain itu, cabai merah juga pernah menjadi penyumbang utama inflasi pada 2016: 

Hujan memang diperlukan dalam proses produksi bahan pangan di sentra-sentra Pertanian. Namun, jika curah hujan terlalu tinggi, panen bisa terganggu, produk buah dan sayur pun mudah rusak.

(Baca: Cuaca Ekstrem Kerek Harga Pangan, Inflasi November Capai 0,20% )

Selain itu, banjir dan longsor yang rentan terjadi saat musim hujan pun berpotensi mengganggu alur distribusi barang. Kepala Badan Pusat Statistik atau BPS Suhariyanto pun mengingatkan risiko ini terhadap inflasi.Top of FormBottom of Form

Menurut Suhariyanto, pemerintah perlu mengantisipasi risiko inflasi akibat banjir. Selain mengamankan jalur-jalur distribusi, fasilitas perdagangan seperti pasar yang rusak akibat banjir juga harus diperbaiki. “Kita berharap semua musibah ini akan berhenti,” ujarnya.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pun berupaya mengantisipasi kenaikan harga cabai dan bawang merah akibat banjir di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) beberapa waktu lalu. Ia meminta pejabat eselon I dan II untuk memantau harga di pasar.

"Sudah dalam pengendalian lapangan dan kerja sama dengan pemerintah daerah, kabupaten, dan provinsi," kata Syahrul di Gedung Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Jakarta, Senin (6/1) lalu.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria, Rizky Alika, Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement