Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) memperkirakan beban operasional perusahaan naik sekitar 30%. “Seperti hand sanitizer, disinfektan kemudian menjaga kebersihan seluruh area dan memberi vitamin karyawan,” kata Ketua Umum Aprindo Roy Mandey beberapa waktu lalu.

Kondisi serupa dialami pengusaha hotel. Sekjen Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran mengatakan, tingkat okupansi perhotelan secara nasional baru mencapai 10%. “Karena okupansi baru sedikit, serapan tenaga kerja belum banyak,” kata dia saat dihubungi Katadata, beberapa waktu lalu.

(Baca: Okupansi Rendah, Pengusaha Hotel Menjerit Biaya Protokol Kesehatan)

Ia mengatakan, serapan tenaga kerja sulit dimaksimalkan bila fungsi hotel hanya digunakan sebagai penginapan, bukan sebagai tempat penyelenggaraan acara atau pertemuan. Sebab, pendapatan hotel terbesar saat ini berasal dari penjualan makanan dan minuman, dengan kontribusi 30-40% terhadap total pendapatan.

Oleh karena itu, sembari melakukan pengetatan operasional, Maulana berharap pandemi segera berakhir. Biasanya, penyewaan ruangan oleh pemerintah akan meningkat jelang akhir tahun. “Jadi kami melakukan efisiensi. Kalau tidak, pengusaha tidak bisa survive sampai Desember,” ujar dia.

(Baca: Pengusaha Hotel Keluhkan Tak Ada Subsidi Listrik bagi Industri)

Tapi mungkinkah pandemi akan berlalu pada akhir tahun? Ahli epidemiologi dari Griffith University Australia Dicky Budiman memperkirakan kasus positif corona di Pulau Jawa akan memasuki fase rawan dengan memperhitungkan tatanan normal baru.

Menurut Dicky, dalam kondisi tersebut mobilitas orang akan meningkat seiring pembukaan aktivitas ekonomi. “Saya memperkirakan untuk Jawa, fase paling rawan kita di periode Juli hingga September,” kaya Dicky ketika dihubungi Katadata.co.id, beberapa waktu lalu.

Dicky menyatakan sulit memperkirakan kapan puncak penyebaran corona di Indonesia selama masa tersebut. Sebab, pengujian spesimen corona yang masih terbatas. Laporan hasil tes juga memakan waktu lama.“Sehingga kasus yang dilaporkan tidak mencerminkan kasus pada hari tersebut,” kata Dicky.

(Baca: Cegah Terkena Corona, Warga Diminta Tak Terlalu Lama di Ruang Tertutup)

Harapan Pengusaha

Meski ada kemungkinan penularan virus corona masih meningkat dalam beberapa bulan ke depan, pengusaha berharap pemerintah tidak kembali menerapkan karantina. Disiplin masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan saat berkegiatan di luar rumah yang harus ditingkatkan.

“Yang terpenting adalah semua orang disiplin untuk menaati protokol kesehatan. Kerja di luar rumah tidak masalah kalau menggunakan alat pelindung diri yang memadai,” Ketua Kebijakan Publik Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sutrisno Iwantono.

Ia bahkan mengusulkan agar pemerintah memberikan bantuan berupa masker dan face shield bagi pekerja. Dengan begitu, mereka tak punya alasan untuk tidak mengenakannya saat berkegiatan di luar rumah. Sanksi pun bisa ditegakkan.

Bagaimanapun, ia juga mengingatkan agar pemerintah berfokus pada aspek Kesehatan dalam penanganan pandemi ini. “Karena sesungguhnya persoalannya bukan ekonomi tapi pandemi ini. Jadi kalau pandemi corona ini tidak selesai, ekonominya juga akan sulit.”

Lalu, strategi apa yang akan diambil oleh pemerintah? Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo menyatakan, sejak awal pemerintah tidak melakukan lockdown. Sekarang pun Langkah itu tidak akan diambil.

Menurutnya, sesuai arahan Jokowi, petugas hanya akan membatasi kerumunan di suatu daerah jika terjadi peningkatan kasus corona. “Jadi kalau ada kasus yang meningkat, maka silakan direm, tapi bukan berarti semua kegiatan harus ditutup secara total,” kata Doni.

(Baca: 3.606 Orang Tewas, Gugus Tugas Kecewa Ada yang Sebut Corona Konspirasi)

Halaman:
Reporter: Tri Kurnia Yunianto, Dimas Jarot Bayu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement