Wacana Jokowi ini sejalan dengan saran ahli epidemiologi Universitas Airlangga yakni Laura Navika Yamani. Beberapa hari lalu ia mengusulkan pembatasan di lingkup zona merah yang kecil. 

Laura mengatakan langkah ini memerlukan ketersediaan data yang valid. "Kalau pemerintah mampu identifikasi wilayah mana yang lebih kecil (untuk diterapkan karantina wilayah), itu lebih efektif. Seperti karantina RT-RW," ujar dia.

Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia Iwan Ariawan mengatakan hal yang penting adalah jumlah tes yang perlu dipacu. Ini lantaran kapasitas tes di Indonesia belum menjangkau lingkungan terkecil.

“Harus disiapkan tes yang merata. Setelah yakin bisa menjangkau (setiap) kelurahan baru bisa diterapkan,” kata Iwan.

 

Turunkan Mobilitas 30 Persen

Adapun hari ini, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengundang para  epidemiolog untuk meminta masukan. Beberapa ahli wabah yang hadir antara lain Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Hariadi Wibisono, Perwakilan Tim Sinergi Mahadata Universitas Indonesia (UI) Iwan Ariawan, Pandu Riono, hingga Dicky Budiman.

Pandu mengatakan dalam pertemuan tersebut, para ahli meminta pelaksanaan PPKM diperketat untuk mengurangi mobilitas masyarakat. Selain itu, pemerintah perlu memperkuat 3T untuk mendeteksi corona.

Ahli wabah dari UI itu juga mengusulkan agar pemerintah secara aktif melibatkan masyarakat dalam upaya penanganan pandemi. Sehingga pencegahan corona dapat dilakukan secara seirama. "Masyarakat selama ini hanya menjadi objek yang disalahkan ketika kasus Covid-19 meningkat," ujar Pandu.

Luhut mengatakan bahwa pemerintah sedang menyusun empat strategi utama. Pertama, operasi perubahan perilaku serta kampanye protokol kesehatan secara sistematis dengan melibatkan berbagai kalangan.

Kedua, mendeteksi penyebaran Covid-19 sejak awal dengan mendorong strategi pemeriksaan dan pelacakan yang agresif dan tepat sasaran.

Ketiga, pembangunan fasilitas isolasi terpusat dalam penanganan pandemi khususnya di provinsi dengan jumlah kasus positif yang tinggi. Salah satunya Wisma Atlet untuk wilayah Jabodetabek.

Keempat, akselerasi vaksinasi Covid-19 yang dimulai dari tenaga kesehatan, pelayanan publik, kelompok rentan, dan juga daerah-daerah yang menjadi prioritas. Daerah yang dianggap prioritas, merupakan daerah yang memiliki positivity rate (angka positif) tinggi.

Secara khusus, Luhut menyasar penurunan mobilitas penduduk hingga 30% untuk memperlambat laju Covid-19. “Peraturan dan kebijakan akan disesuaikan terkait hal tersebut,” ujar Luhut.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami
Advertisement